Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mempersilakan Ruhut Sitompul mundur jika tetap mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada Jakarta. Sebagai kader Demokrat, Ruhut seharunya berjuang memenangkan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Dalam keterangan tertulisnya, politikus yang bisa disapa Ibas ini menyatakan, keputusan mengusung Agus-Sylvi adalah keputusan berjenjang, akuntabel, dan transparan.
"Sejak itulah semua kader harus berjuang bersama, bersatu untuk mensukseskan keputusan tersebut, begitulah etika politiknya," kata Ibas, Selasa (27/9) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai wajar jika perbedaan pandangan terjadi ketika partai belum mengambil keputusan. Namun, jika perbedaan masih terjadi setelah ada keputusan resmi partai, maka ia mempersilakan kader seperti Ruhut, untuk memilih jalan lain.
Meski begitu, putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini yakin, Ruhut masih mencintai Demokrat sebagai partai yang dibesarkannya.
Ibas menyatakan, saat ini seluruh mesin partai tengah berupaya untuk memenangkan Agus-Sylvi bersama tiga partai lain, PPP, PKB dan PAN.
Ruhut sebelumnya menyatakan akan tetap mendukung pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat. Atas keputusan ini, Ruhut mengaku tidak takut terhadap ancaman sanksi yang bakal dijatuhkan Demokrat.
Ruhut mengaku kecewa atas keputusan Demokrat bersama poros Cikeas mengusung Agus. Putra sulung SBY itu dinilai lebih berpotensi menjadi pemimpin TNI. Di samping itu, Agus juga bukan kader Demokrat.
Ruhut menyatakan akan mendukung penuh jika calon yang diusung adalah kader Demokrat seperti Ibas atau Pramono Edhi Wibowo.
"Tegas saya katakan, saya akan dukung jika yang dicalonkan adalah kader. Kalau Mas Ibas, Pak Pramono Edhie Wibowo, itu aku dukung," kata Ruhut.
Ruhut tak sendiri, kader senior Demokrat, Hayono Isman juga menyatakan dukunganya pada Ahok-Djarot ketimbang mendukung pasangan Agus-Sylvi.
(sur/obs)