Hilmar Farid: Pengembangan Kebudayaan Macam Bumi dan Langit

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Selasa, 11 Okt 2016 09:42 WIB
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan pembangunan selama ini hanya melihat dari sisi ekonomi dan menyampingkan unsur kebudayaan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid mengatakan pembangunan selama ini hanya melihat dari sisi ekonomi dan menyampingkan unsur kebudayaan. (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar World Culture Forum (WCF) 2016 sebagai upaya mengembangkan unsur kebudayaan dalam pembangunan.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan pembangunan selama ini hanya melihat dari sisi ekonomi dan menyampingkan unsur kebudayaan.

"Kalau kita bicara pembangunan, hampir seluruh fokusnya ekonomi dalam pengertian sempit seperti bagaimana bertumbuh dan dapatkan keuntungan, padahal kebudayaan tak kalah penting, tapi justru seperti bumi dan langit sekarang" kata Hilmar di Bali, Selasa (11/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WCF merupakan kegiatan kedua dari Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini sebagai kelanjutan dari Bali Promise yang diselenggarakan pada 2013.

Tujuan utama WCF adalah untuk mempromosikan budaya tidak hanya sebagai elemen konektivitas sosial tapi juga sebagai salah satu faktor penting untuk memperkuat pembangunan.

Menurut Hilmar, saat tidak terjadi keseimbangan dalam kehidupan sosial dan pembangunan ekonomi, maka pembangunan berkelanjutan di bidang pangan, energi, dan lingkungan tidak dapat berjalan.

Hilmar mengatakan, kebudayaan dapat menjadi penyeimbang dari pembangunan yang terjadi saat ini. Dia menegaskan budaya sendiri bergerak dalam ritme kehidupan sosial seperti produksi dan reproduksi hubungan sosial.

Dia mencontohkan, Jepang dan Korea meskipun memiliki pembangunan yang maju namun tingkat bunuh diri juga tinggi. Dia mengklaim hal itu terjadi karena tidak adanya aspek kebudayaan yang diikutsertakan dalam pembangunan.

"Kata kuncinya mungkin kebahagiaan, seberapa bahagia kita dalam pertumbuhan yang pesat apakah berbanding lurus atau tidak. Kalau kita lihat masyarakat yang makmur secara material tetapi tidak secara spiritual," ujarnya.

Maka itu, Hilmar berharap dari WCF itu dapat menjadi gema di tempat lain untuk hasilkan kolaborasi dan koneksi dengan kebudayaan Indonesia.

WCF berlangsung dari 10 sampai 14 Oktober di Bali. Sejauh ini sudah terdapat 13 negara yang ikut berkolaborasi dalam WCF, antara lain Taiwan, Khazaktan, Yunani, Polandia, Argentina, Thailand, Bulgaria, Italia, dan Rusia. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER