Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengkritik maraknya pendirian pusat perbelanjaan modern di Jakarta. Banyaknya mal di Jakarta dinilai Rizal tak mencerminkan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Kritik tersebut dilontarkan Rizal saat berkunjung ke Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (26/8).
Rizal berkata, idealnya Jakarta memiliki banyak pusat kebudayaan. Namun, hal itu justru tak bisa ditemui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebuah ibu kota harus jadi roh dan jiwa dari bangsanya. Kota besar di dunia biasanya penuh dengan pusat-pusat kebudayaan. Apalagi kebudayaan bangsa kita sangat unggul dibanding bangsa-bangsa lain di Asia. Tetapi sekarang kalau kita ke Jakarta, masa isinya mal saja?" kata Rizal.
Rizal pun mengkritik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang tak banyak memperhatikan aspek pembangunan budaya. Ia menyebut, satu-satunya Gubernur Jakarta yang mau memikirkan pembangunan budaya dan jiwa masyarakat ibu kota hanya Ali Sadikin.
Salah satu bukti minimnya perhatian Pemprov DKI Jakarta terhadap bidang budaya, menurut Rizal, ialah tidak adanya penyaluran dana hibah kepada beberapa pusat kebudayaan seperti PDS HB Jassin.
Kondisi PDS HB Jassin memang memprihatinkan. Banyak ruangan di sana yang pengap karena mesin penyejuk udara rusak. Akibatnya, ribuan karya sastra menjadi lapuk.
"Kami sedih sekali datang ke sini, padahal ini dokumentasinya luar biasa dari jaman 1800-an, awal dari sastra Indonesia, ternyata disia-siakan begitu saja. Insya Allah nanti pada waktunya akan digitalisasikan. Kita harus betul-betul bangun tempat yang sepadan dengan kebudayaan kita," ujar Rizal.
Saat mengunjungi PDS HB Jassin, Rizal menyempatkan diri membaca beberapa puisi dan karya milik Chairil Anwar serta WS Rendra. Ia juga sempat berdialog dengan beberapa pengurus PDS dan sejarawan yang ikut ke sana, JJ Rizal.
"Pemerintah saat ini memang tidak begitu memperhatikan kebudayaan. Contohnya, pada saat menggusur kawasan Pasar Ikan beberapa bulan lalu, ada bagian benteng peninggalan Belanda yang ikut rusak akibat penggusuran," kata JJ Rizal.
(wis/agk)