Mengintip Jual Beli Ikan di Muara Baru Saat Malam Hari

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Jumat, 14 Okt 2016 07:51 WIB
Safrudin penjual tuna merah mengaku tak ingin berhenti berjualan. Jika berhenti, stok tuna yang ada akan segera membusuk dan tidak bisa dipasarkan.
Mengaku mogok kerja, aktivitas pelelangan ikan di Muara Baru justru tetap berjalan. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kegiatan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ), Muara Baru, Jakarta, pada siang hingga sore hari lenggang dan sepi.

Sudah empat hari suara mesin dari pabrik pengolahan ikan tidak terdengar nyaring. Para nelayan menutup lapak penjualannya, jaring ikan disandarkan di pinggir kapal.

CNNIndonesia.com pun mendatangi pelabuhan itu saat malam hari. Setibanya di sana, mobil, truk, dan kontainer tampak hilir mudik. Truk-truk pengangkut ikan, baik tuna, cakalang, hingga hasil laut lainnya seperti udang dan cumi pun berdatangan sekitar pukul 22.00 WIB. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga pukul 02.00 WIB, aktivitas jual beli ikan masih terjadi. Bahkan, menjelang subuh, intensitas pertukaran uang di kawasan ini semakin cepat.

Berbagai jenis ikan yang ditampung dalam baskom besar berwarna biru diturunkan dari mobil dan disusun di lapak penjualan. Suara para penjual memanggil pembeli untuk datang beriringan dengan suara tawar menawar harga.

Aktivitas pelelangan ikan ternyata terus berlangsung, padahal, sejak Senin lalu (10/10), Paguyuban Pengusaha Perikanan Muara Baru (P3MB) mengklaim, 85 ribu nelayan, buruh, hingga anak buah kapal melakukan mogok kerja.

"Saya sejak Senin bolak balik ke sini, enggak ada tuh mereka berenti dagang, tapi harga ikannya memang naik yah, alasannya sih katanya stoknya berkurang karena kapalnya ditambatkan, yang namanya pengusaha yah tak mau rugi, mereka pasti sudah putar otak gimana caranya pemasukan tetap ada," kata Robert di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Jumat (14/10) dini hari.

Ikan dari Gudang

Menurut salah satu supir pengangkut ikan, kebanyakan ikan-ikan yang diperjualbelikan berasal dari luar Muara Baru. Namun tidak sedikit pula ikan ekspor, seperti tuna, justru berasal dari pengusaha yang sedang melakukan aksi mogok kerja.

"Ini yang saya bawa di belakangan, itu stok tuna dari dalam (gudang di Muara Baru)," katanya.

Menurutnya, para pengusaha itu memang harus mengeluarkan stok tuna yang berada di gudangnya untuk menghindari kebusukan. Namun, menurut dia harga yang dipatok justru berbeda dari biasanya.

"Katanya sih naik harganya, harga pasti saya tidak tahu berapa, cuma ya karena langka jadi mereka naikin, toh tetap ada yang beli," kata dia.

Hal ini pun diakui oleh Ucok, salah satu pedagang ikan di kawasan ini. Ucok mengaku tidak berhenti berjualan lantaran masih mendapat pasokan ikan dari luar Muara Baru dan juga beberapa jenis ikan dari gudang.

Dirinya mengaku harus tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, sejak mogok kerja, harga ikan juga meningkat drastis. Ucok sebagai pedagangan tentu tidak ingin kehilangan momen ini.

"Iya tetap jualan, kalo enggak jual kita dapat uang dari mana, kita juga mesti setor ke mereka (pengusaha)," kata Ucok.

Dia tidak menyayangkan aksi mogok kerja yang dilakukan oleh beberapa pengusaha yang mengatasnamakan 85 ribu pekerja di Muara Baru. "Ya iya menjepit, saya juga enggak mau pasar ini diganti, jadi kalau demo itu kami dukung, tapi engga bisa kami berenti jualan," katanya

Tuna Membusuk

Senada dengan Ucok, Safrudin yang berjualan tuna merah mengaku tak ingin berhenti berjualan. Jika dirinya berhenti berjualan, maka stok tuna yang ada akan segera membusuk dan tidak bisa dipasarkan.

"Tuna itu ada stoknya mbak, ini juga keluar dari gudang mereka (pengusaha) ya mogok kerja memang, tapi stok tuna tak bisa diabaikan begitu saja," kata Safrudin.

Safrudin mengaku sudah dua tahun bekerja sama untuk menjual ikan tuna dari salah satu PT milik P3MB. Dia pun memilih tidak mogok kerja dengan alasan stok tuna yang ada bisa membusuk.

"Perusahaan bisa rugi, saya juga. Saya mogok siang hari, malam tetap jualan. Mereka juga dapat uang dari penjualan saya," katanya.

P3MB sebelumnya mengklaim, ribu nelayan, termasuk buruh dan ABK, di Pelabuhan Muara Baru menggelar aksi mogok kerja. Mereka memprotes kebijakan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) yang menaikkan tarif sewa lahan dari Rp236 juta menjadi Rp1,5 miliar per hektare per tahun. (rel)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER