Jakarta, CNN Indonesia -- Massa pengunjuk rasa melontarkan yel-yel sindiran kepada pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tidak bergabung dengan mereka menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di penjara, karena diduga menistakan agama.
Berdasarkan pantauan, sejumlah pegawai Pemprov DKI terlihat berdiri di pagar gedung Balai Kota DKI menyaksikan orasi yang dilakukan oleh sejumlah peserta aksi.
Tanto, 53 tahun, warga Tanah Abang, mengatakan, para pegawai Pemprov DKI yang tidak ikut unjuk rasa tidak membela agama Islam.
Ia meminta mereka tidak takut dengan ancaman pemecatan yang dikeluarkan oleh Pelaksana Tugas Gubernur DKI Sumarsono. "Sini keluar gabung. Jangan takut diancam bakalan dipecat," ujar Tanto di depan Gedung Balai Kota DKI, Jakarta, Jumat (4/11).
Sementara itu, salah seorang pegawai Pemprov DKI yang tak ingin disebutkan namanya mengaku tidak ikut aksi lantaran telah ada peringatan. Ia khawatir akan dipecat jika dirinya bergabung dengan aksi unjuk rasa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada aturan. Kami tidak bisa apa-apa," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, Gedung Balkot mendapat penjagaan ketat dari personel Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia. Penjagaan ketat dilakukan mulai dari jalan di depan Balkot hingga bagian dalam Gedung Balkot.
Uniknya, dalam penjagaan itu, polisi wanita ditempatkan di garda terdepan menghalau pengunjuk rasa mendekat ke Gedung Balkot. Para Polwan itu terlihat berbaris membentuk pagar betis.
Saat ini pengunjuk rasa mulai bergerak menuju Patung Kuda untuk melanjutkan aksi menunju Istana Negara.
(wis/wis)