Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Muhammad Iriawan menyatakan Kepolisian mengizinkan para pengunjuk rasa untuk menginap di depan Istana Negara hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Kami
tungguin. Kami sama-sama duduk. Kalau mau menginap di sini, kami temani," ujar Iriawan dalam keterangan pers di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat malam (4/11).
Iriawan menuturkan, diizinkannya para pengunjuk rasa bertahan lebih dari pukul 18.00 WIB karena aksi yang dilakukan berjalan kondusif. Tetapi ia enggan menjawab secara tegas soal pelanggaran aturan batas waktu aksi unjuk rasa yang telah ditentukan Undang-Undang.
"Ya tidak apa-apa. Kalau mau menginap saya temani. Saya tidak bilang dibubarkan," ujar Iriawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Iriawan menuturkan pihaknya berharap para pengujuk rasa membubarkan diri. Ia juga mengaku telah berkomunikasi dengan perwakilan pengunjuk rasa soal kemungkinan menginapnya para pengunjuk rasa.
Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia telah mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi dalam aksi unjuk rasa tersebut.
"Nanti kalau pulang
alhamdulillah. Kami dari awal sudah memprediksi kemungkinan itu," ujarnya.
Ribuan demonstran tetap melanjutkan aksi karena mereka ingin perwakilannya bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Pertemuan dengan Jokowi didesak karena massa ingin Presiden memberi klarifikasi terkait posisinya dalam penanganan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam Sobri Lubis mengatakan, negosiasi terus dilakukan agar perwakilan demonstran bisa diterima Jokowi.
"Kami datang ke sini untuk ketemu Jokowi karena ditengarai melindungi Ahok," kata Sobri saat berorasi di depan Sekretariat Negara.