Densus Tangkap Pengelola Agen Travel Milik Bahrun Naim

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Rabu, 21 Des 2016 19:39 WIB
Densus 88 kembali menangkap terduga teroris di Batam yang diduga ikut serta dalam mengelola agen travel milik Bahrun Naim dan istrinya.
Ilustrasi penangkapan terduga teroris. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial HA dengan nama alias Abisya, di Jalan Sagulung Bahagia Blok N/3 RT 03 RW 08, Kelurahan Sungai Lekop, Kecamatan Sagulung, Batam, Kepulauan Riau. Penangkapan dilakukan pada pukul 16.30 WIB.

"HA mengetahui dan ikut serta dalam menjalankan atau mengelola Rafiqa Travel milik Bahrun Naim dan istrinya, Rafiqa Hanum," kata Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Komisaris Besar Awi Setiyono di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu (21/12).

Penangkapan Abisya merupakan hasil pengembangan dari penangkapan Syafii, terduga teroris yang ditangkap di Jalan Deli Tua, Dusun 3 Ajo Baho, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Syafii ditangkap siang tadi, sekitar pukul 12.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Densus 88 kembali menangkap terduga teroris berinisial HA. Ini merupakan pengembangan dari terduga teroris yang ditangkap di Deli Serdang siang tadi," ujar Awi.

Dia menjelaskan, Abisya adalah sosok yang mengetahui dan ikut serta dalam mengelola Rafiqa Travel. Agen travel ini milik anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia, Bahrun Naim dan istrinya, Rafiqa Hanum.

Abisya juga menjadi anggota kelompok teroris Khatibah Gigih Rahmat (KGR) yang pernah dibekuk di Batam, Kepulauan Riau, pada Agustus lalu.

Ia menjelaskan, Abisya bergabung dalam kelompok teroris KGR pimpinan Gigih Rahmat Dewa dan merencanakan kegiatan amaliyah atau aksi bom bunuh diri.

Abisya bersama rekannya memfasilitasi dua warga negara China etnis Uighur Ali alias Faris Kusuma alias Nu Mehmet Abdulah Cuma dan Doni Sanjaya alias Muhamad alias Halide Tuerxun. Keduanya termasuk dalam jaringan teroris The East Turkestan Islamic Movement yang masuk ke Indonesia secara ilegal dan menyembunyikan keberadaannya selama di Batam.

"Dia juga mengikuti baiat pada ISIS bersama-sama anggota kelompok KGR pada bulan Agustus 2015 di Sungai Ladi, Batam. Abisya juga berperan sebagai perekrut orang yang akan bergabung dalam kelompok KGR," ujar Awi. (pmg/rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER