Jakarta, CNN Indonesia -- Demonstran yang mengklaim dari kelompok Gerakan Nasional Penjaga Fatwa Majelis Ulama Indonesia masih memaksa masuk kompleks DPR/MPR RI. Namun, upaya tersebut digagalkan oleh aparat. Mereka bahkan saling adu kuat.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan mengatakan, kehadirannya di kompleks parlemen adalah untuk melakukan patroli. Ia ingin melihat siapa yang paling kuat bertahan, para pedemo atau anggota kepolisian.
"Kami biarkan saja, silakan kami kuat-kuatan," ujarnya, Sabtu (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengungkapkan, kemungkinan demonstran yang ada di depan DPR/MPR RI tidak akan dipersilakan masuk ke kawasan DPR/MPR RI. Hal ini dikarenakan memang batas untuk melakukan orasi adalah di depan pagar.
Selain itu, adanya perwakilan demonstran yang telah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla membuat massa seharusnya membubarkan diri dan tak perlu menginap di Jakarta.
Kendati demikian, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Teddy Lhaksmana menjelaskan bahwa kondisi di sekitar DPR/MPR RI aman terkendali.
Namun, ia sepakat dengan Iwan Bule, demonstran tak perlu masuk ke lingkungan gedung DPR/MPR RI. Pun demikian, Teddy beranggapan massa tersebut tidak perlu dipukul mundur dari kompleks parlemen.
Menurut dia, daripada memukul mundur massa lebih baik gunakan pendekatan baik-baik agar mereka bisa membubarkan diri dengan tertib.
"Jika mau menyampaikan aspirasi, ini sudah malam, sudah waktunya orang istirahat,” imbuh Teddy.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, massa pengunjuk rasa datang ke DPR/MPR RI menggunakan kendaraan mereka masing-masing. Kehadiran mereka membuat ruas Jl Gatot Subroto ke arah Slipi mengalami kemacetan.
Salah seorang pengunjuk rasa yang enggan menyebutkan namanya menuturkan, kehadiran mereka di DPR/MPR RI dikarenakan aspirasi mereka tak didengar oleh pemerintah.
Sementara itu, Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengajak organisasi massa pimpinannya untuk melanjutkan orasi, usai melaksanakan shalat subuh.
“Kami sudah lelah. Sedari pagi. Jadi, kami gunakan tiga jam untuk beristirahat. Jam 5, kami bangun untuk shalat subuh dan lanjut orasi. Silahkan cari tempat, di tembok atau mana pun. Asal jangan pulang,” tegas dia.
(bir)