Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menjadi pusat perhatian publik ketika berlangsung demonstrasi yang diikuti puluhan ribu orang yang di antaranya melibatkan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Jumat (4/11) lalu.
Demonstrasi dilatarbelakangi protes dan marah atas pertanyaan Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok dianggap melakukan penistaan agama terkait pernyataannya soal surat Al-Maidah ayat 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada 27 September lalu.
Ahok dan Jokowi dianggap memiliki hubungan yang dekat. Keduanya bergandengan saat melaju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2012. Selain tentunya karena Jokowi merupakan pimpinan tertinggi di pemerintahan. Alasan-alasan inilah yang membuat Presiden mendapat perhatian sentral selama demonstrasi berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak demonstrasi dimulai, para utusan pedemo meminta waktu bertemu dengan Jokowi. Mereka menolak perwakilan pemerintah yakni Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto. Pertemuan perwakilan massa dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun tak mematahkan semangat bertemu Jokowi.
 Demonstrasi 4 November berujung kericuhan. ( CNN Indonesia/Adhi Wicaksono). |
Sebaliknya, saat massa sudah berkumpul dan menuju Istana Mereka, Jokowi meninggalkan kantor kepresidenan. Ia memilih mengunjungi pembebasan 800 meter lahan untuk pembangunan kereta api bandara di Batu Ceper, Tangerang.
Ketika berkunjung ke Tangerang, Jokowi sempat mengunggah fotonya ke akun resmi Instagram. Dia menjelaskan tujuan kepergiannya dari kantor menuju Tangerang.
"Pagi tadi menerima Mensesneg dan Seskab untuk menerima laporan. Dilanjut memanggil Menhub untuk menerima laporan perkemmbangan proyek Kereta Bandara Soekarno-Hata. Setelah menerima laporan, langsung meninjau pembangunan kereta bandara-stasiun Jakarta Kota. Sekalian Jumatan di sana. Proyek ini ditargetkan akan siap beroperasi pada awal 2017. Tetap kerja untuk Indonesia tercinta.” tulis akun Instagram resmi Jokowi.
Foto tersebut diunggah tepat saat demonstran anti Ahok ini mencapai Jalan Medan Merdeka Barat. Para demonstran yang mengetahui Jokowi tak berada di istana, memilih menunggu di kawasan Jalan Medan Merdeka yang mengelilingi Monumen Nasional. Mereka menunggu hingga melebihi batas waktu demonstrasi pada pukul 18.00 WIB.
Kesal tak bertemu Presiden, demonstran pun mulai mempertanyakan keseriusan Jokowi menanggapi aksi mereka. Pertanyaan tersebut dilontarkan melalui orasi dan komentar dalam unggahan foto Jokowi di akun instagramnya.
"Tolong pak, temui pengunjuk rasa demi Indonesia.” ujar akun instagram Suprianto.Suprianto.142
“Agama Anda Islam bukan pak?
Nemuin saudara seiman
ga mau pak?” tulis akun lain bernama Adenpraz.
Jokowi pun menjadi sentral perhatian dan pencarian, hingga aksi 4 November berujung kericuhan dengan beberapa titik api menyala di lokasi unjuk rasa. Kerusuhan pun merembet ke kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Beberapa toko dan halte Transjakarta menjadi amukan massa. Untung saja, aparat kepolisian dan TNI sigap dan cepat mengatasi situasi.
 Ruko di Jalan Gedong Panjang, Jakarta Utara rusak akibat dilempar massa dalam kerusuhan paska aksi demo 4 November. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono). |
Kerusuhan yang terjadi membuat situasi di istana tampak sibuk. Beberapa pejabat seperti Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Budi Gunawan, Menkopolhukam Wiranto dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno berkunjung ke istana. Menjelang tengah malam, barulah Jokowi kembali ke kompleks Istana Kepresidenan.
Dalam waktu singkat Jokowi menggelar rapat terbatas dengan para bawahannya. Biro Pers Sekretariat Presiden pun menggunggah foto rapat dan informasi ini menyebar kepada khalayak.
Dari foto yang tersebar, tampak Jokowi mengenakan setelan kemeja putih dibalut jaket bomber berwarna hijau dan celana panjang berwarna hitam.
Tak disangka, dengan setelan santainya saat memimpin rapat Jokowi kembali menjadi pusat perhatian publik.
Netizen ramai membicarakan jenis dan merk jaket bomber yang dikenakan Jokowi kala itu.
Tak memakan waktu lama bagi para
netizen untuk melacak jenis dan merk jaket yang dikenakan Jokowi. Jaket bomber Jokowi malam itu diduga berasal dari salah satu merk pakaian terbesar di dunia, dan memiliki harga yang tidak murah di pasaran.
Berbagai komentar kembali muncul dari media sosial. Netizen menanggapi gaya santai Jokowi malam itu dengan pernyataan yang menggelitik.
"@DaisySamatha. "Bomber jaket yang di pake Pak @jokowi barusan, bagus juga. Beli dimana Pak? Saya naksir hehe," tulis akun Twitter bernama @DaisySamatha.
"Mau beli jaket kayak Pak Jokowi!," kata akun Twitter bernama @Liiids.
 Jokowi menggelar rapat terbatas usai aksi anti Ahok pada 4 November. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Persoalan jaket yang dikenakan Jokowi ini rupanya berhasil membelokkan perhatian. Diskusi dunia maya menjadi tak melulu soal kerusuhan yang terjadi dan sempat mencekam publik.
Menurut psikolog politik Universitas Gadjah Mada Profesor Koentjoro Soeparno, ada tujuan khusus yang hendak disampaikan Jokowi dengan gaya berpakaian santainya saat memimpin rapat terbatas.
“Itu mungkin metafora menganggap demo remeh. Itu bahasa simbol," kata Koentjoro kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, Koentjoro juga melihat ada arti dari keengganan Jokowi menemui demonstran akhir pekan lalu. Menurutnya, Jokowi tak mau menerima langsung perwakilan demonstran karena aksi pekan lalu itu dinilai tanpa tujuan yang jelas.
"(Presiden) memang tidak ingin menerima pendemo karena banyak alasan. Alasan demo apa? Sudah jelaskah? Benarkah Ahok menistakan agama? Tapi kenapa sekarang sasaran jadi Jokowi?" tuturnya.
Sebaliknya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan Presiden sudah berencana menemui massa pedemo, namun Komandan Pengawal Kepresidenan menyarankan mengurungkan rencana itu karena kondisi jalan yang tak memungkinkan.
Sementara itu, soal pilihan gaya santai Jokowi dalam rapat terbatas 4 November lalu, tak ada informasi resmi dari pihak istana. Tak mustahil, ada pesan tertentu yang hendak disampaikan kepada khalayak di balik gaya santai Tuan Presiden.
(yul/asa)