Petani Majalengka Ketakutan, Utusan Istana Turun Tangan

Rinaldy Sofwan & Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Nov 2016 16:49 WIB
Perwakilan Kantor Staf Presiden berdialog sekaligus menenangkan warga Sukamulya, Majalengka, yang menolak rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat.
Perwakilan Kantor Staf Presiden berdialog dengan warga Desa Sukamulya Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka, Sabtu (19/11). (dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor Staf Presiden mengirim utusan ke Desa Sukamulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, untuk berdialog sekaligus menenangkan warga yang menyuarakan penolakan terhadap rencana pembangunan bandara.

"Sekarang kami masih di lokasi, (dialog) masih berjalan. Nanti kami kabari perkembangannya," ujar Tenaga Ahli Utama KSP, Riza Damanik, saat dikonfirmasi, Sabtu (19/11).

Warga Sukamulya berdialog dengan perwakilan KSP untuk menyampaikan aspirasi mereka menanggapi rencana pembangunan bandara internasional di Majalengka. Insiden bentrokan antara aparat dengan warga pun sempat terjadi akibat aksi penolakan, Kamis (17/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Front Perjuangan Rakyat Sukamulya, Arie, menyatakan kondisi warga saat ini masih dirundung ketakutan. Mereka butuh perlindungan dari pemerintah pasca terjadinya penangkapan sejumlah orang oleh aparat.

"Situasi sekarang masih mencekam, warga masih ketakutan. Saya tidak bisa berbicara terlalu banyak karena takut dikira mengada-ada. Silakan datang sendiri ke lokasi untuk membuktikannya," ujar Arie melalui sambungan telepon.

Arie mengatakan saat ini aparat kepolisian masih banyak yang berjaga di wilayah permukiman penduduk. Mereka bahkan mendirikan pos-pos pengamanan di beberapa tempat.

Bentrokan antara warga, yang mayoritas petani, dengan aparat gabungan terjadi pada Kamis (17/11). Petani menolak upaya pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di wilayah permukiman mereka.

Sedikitnya 1.500 personel gabungan dari Polda Jawa Barat, Polres Majalengka, TNI dan Satpol PP ikut mengawal proses pengukuran lahan yang akan digunakan untuk pembangunan bandara itu.

Belasan petani terluka akibat peristiwa tersebut, sementara enam orang lainnya ditahan. Mereka adalah Carsiman, Darni, Junen, Sunardi, Tarjo dan Zaenuddin.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan pihaknya mengamankan para petani terkait dengan senjata tajam yang dibawa dalam aksi penolakan pengukuran lahan tersebut.

“Enam orang diamankan karena membawa senjata tajam, ketapel untuk melukai polisi. Kami memberi peringatan dan mengusir dengan gas air mata,” kata Yusri.

Upaya pengukuran lahan sendiri berlangsung itu terjadi Kamis (17/1), sekitar 12.30 WIB. Desa Sukamulya yang terletak di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka memiliki luas sekitar 735 hektare. Kawasan itu menjadi salah satu area yang akan digunakan untuk lahan BIJB sekitar 1.800 hektare. (gil)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER