Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Suhardi Alius mengaku terus memantau pergerakan teroris yang berpeluang menunggangi Aksi Bela Islam III yang digagas oleh GNPF MUI.
"Untuk yang tanggal 25 (November) dan tanggal 2 (Desember) ini masih kami pantau. Sementara belum ada, tapi kami tetap mengantisipasi," kata Suhardi usai rapat koordinasi gubernur seluruh Indonesia di kantor Kemendagri, Kamis (24/11).
Suhardi menjelaskan, BNPT memantau dengan ketat pergerakan teroris sampai ke daerah di luar Jakarta. Beberapa daerah di Pulau Jawa berpotensi terjadi pergerakan teroris. Ada beberapa petugas BNPT yang tak pulang ke Jakarta lantaran memantau pergerakan teroris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BNPT sudah memantau pergerakan teroris sejak Aksi Bela Islam II pada 4 November lalu. Suhardi mengatakan ada sejumlah teroris yang mengikuti aksi tersebut. Menurut Suhardi sejumlah teroris itu ikut karena demo membawa isu yang sensitif.
"Kemarin tanggal 4 (November) memang ada, (mereka) turun tapi tidak membawa apa-apa, hanya memantau," kata Suhardi.
Bukan hanya memantau pergerakan teroris, BNPT juga memantau pergerakan mantan narapidana yang berpotensi menjadi atau kembali menjadi teroris. Pasalnya mantan narapidana tersebar di berbagai daerah dan berpeluang kembali ke jaringannya.
"Kalau potensi selalu ada saja. Kami selalu monitor, mencoba ambil langkah antisipatif," kata Suhardi.
Lebih lanjut, Suhardi meminta peran dari kepala daerah untuk memberantas teroris dan mencegah terbentuknya teroris. Ia menilai masalah teroris tidak bisa bila hanya diselesaikan oleh BNPT. Penyelesaian masalah teroris harus dimulai dari hulu, yang menurut Suhardi terletak di daerah.
Kepala daerah bisa memulai peran dengan memperhatikan masalah sosial yang dihadapi narapidana. Pendekatan persuasif dan pembinaan merupakan langkah yang tepat untuk mencegah mantan narapidana untuk kembali menjadi teroris.
(gir)