Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Forum Syuhada Indonesia Diko Nugraha mengaku tak puas dengan aksi hari ini, Jumat (2/12). Meskipun Presiden Joko Widodo sempat menemui massa dan melakukan salat Jumat bersama, namun menurutnya, supremasi hukum belum ditegakkan.
"Jujur sebagai umat Islam saya, kami semua dari Forum Syuhada tidak puas, karena apa? Karena hukum belum ditegakan dengan seadil-adilnya," kata Diko saat melakukan orasi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (2/12) sore.
Menurut dia, selama belum dilakukan penahan terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama terkait kasus dugaan penistaan agama, maka pemerintah belum melakukan kedaulatan hukum yang adil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia sudah tersangka, apa alasannya dia tidak ditahan? Dia masih melenggang bebas jalan-jalan ke sana ke mari, ini tidak adil," katanya.
Pihaknya menilai, pemerintah justru memiliki ketakutan tersendiri terhadap Calon Gubernur nomor urut dua itu. Selama ini dia menilai Ahok, sapaan Basuki, dilindungi oleh hampir pemerintah, khususnya aparat kepolisian.
Lebih lanjut menurut dia, hal ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang dialami oleh 10 aktivis nasional yang ditangkap karena dugaan melakukan makar.
Padahal kata Diko, bukti-bukti kegiatan makar yang diduga dilakukan oleh sepuluh aktivis yang ditangkap, hingga saat ini belum disebutkan.
"Ahok sudah jelas menistakan agama, buktinya ada. Lalu kawan kami, sepuluh tokoh nasional mengapa ditangkap? Digelandang seperti teroris, bukti tidak ada," katanya.
Sebelumnya, polisi menangkap sejumlah aktivis nasional seperti Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Kivlan Zen, Sri Bintang Pamungkas dan Ahmad Dhani. Mereka diduga melakukan pemufakatan jahat terkait dengan upaya makar.
Para pesohor itu kini sedang menjalani pemeriksaan di Markas Komando Korps Brigade Mobil di Depok.
Tadi pagi ribuan massa melakukan aksi dengan melantunkan doa dan dzikir bersama di Monumen Nasional. Aksi tersebut berakhir damai. Massa yang berkumpul di Monas membubarkan diri tepat pukul 13.00 WIB.
Hal ini berkaitan dengan kesepakatan antara Habib Rizieq Shihab dengan Pemerintah RI. Namun, tepat pukul 14.00 WIB sejumlah massa mulai berdatangan ke depan Gedung DPR MPR, mereka melakukan sejumlah orasi dan menuntut agar Presiden membebaskan 10 aktivis yang diduga melakukan makar.
Selain itu, peserta orasi yang juga merupakan kerabat dan massa dari Rachmawati Soekarnoputri menuntut agar Ahok segera dipenjarakan dan MPR melakukan sidang istimewa untuk mengembalikan kedaulatan negara terhadap Undang Undang Dasar 1945.
Namun, massa yang berjumlah kurang lebih 100 orang itu berhasil dibubarkan oleh aparat kepolisian dan anggota Brigadir mobil yang telah berjaga jaga sejak pagi.
(pmg/asa)