Jakarta, CNN Indonesia -- Bencana longsor akibat hujan deras yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten, telah menewaskan 13 orang. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi.
"Semua para korban bencana longsor itu warga Lebak," kata Kaprawi di Lebak, Rabu (7/12) dilansir dari
Antara.
Para korban longsoran tersebut, menurut Kaprawi, di antaranya 11 orang penambang ilegal di Blok Cikopo Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang berlokasi Desa Citorek Timur, Kecamatan Cibeber. Sedangkan, dua warga lainnya di Desa Cikatomas, Kecamatan Cilograng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata Kaprawi, tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, relawan dan masyarakat terus melakukan evakuasi di lokasi penambangan ilegal emas di TNGHS. Lokasi tersebut, menurut Kaprawi, sulit dijangkau medannya pegunungan dan perbukitan.
Menurut Kaprawi, tim gabungan tersebut harus berjalan kaki selama 10 jam untuk menuju lokasi longsoran di TNGHS.
"Kami berharap evakuasi di lokasi longsoran TNGHS berjalan lancar karena tidak tertutup kemungkinan ada korban lainnya," katanya.
Camat Cibeber Dedi Supratna Wijaya mengatakan, petugas gabungan kini melakukan evakuasi dengan peralatan manual karena lokasi longsoran cukup jauh dengan medan pegunungan dan perbukitan. Menurut Dedi, petugas terus melakukan evakuasi karena dikhawatirkan masih banyak penambang yang terkubur tanah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, lokasi longsor adalah tempat penambangan emas liar. Korban yang telah berhasil dievakuasi adalah Juandi bin Arcana (45, meninggal dunia), Endi bin Enjuy, (27, meninggal dunia), Idik (35, meninggal dunia), Yudi (35 meninggal dunia), Nandi bin Jumanta, (30, luka berat), Maya bin Ukat, (35, luka berat), dan Elen (30, luka ringan).
(rel)