Jakarta, CNN Indonesia -- Penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tidak kunjung selesai. Selasa (17/10) kemarin, pengungsi kembali berunjuk rasa kantor Bupati Karo. Satu pengungsi meninggal dunia saat demonstrasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, relokasi tahap dua memang belum bisa terlaksana. Selain pemerintah belum menemukan lahan relokasi, pertanggungjawaban relokasi tahap sebelumnya juga belum beres.
Usai demonstrasi kemarin, forum Musyarawah Pimpinan Daerah langsung menggelar rapat koordinasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan notulensi rapat yang disusun Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karo Natanail Peranginangin, rapat di kantor Komandan Kodim 0205 itu membahas kekhawatiran pengungsi atas adanya kabar penerima manfaat relokasi mandiri fiktif.
Hasilnya, seperti tercantum dalam notulensi itu, "penerima manfaat relokasi mandiri dilanjutkan sesuai surat keputusan Bupati Karo yang telah ditetapkan."
Selain itu, pejabat pembuat komitmen relokasi akan tetap mencairkan dana hibah untuk pengungsi sesuai dengan mekanisme yang sudah ditentukan.
 Desa di kaki Gunung Sinabung merupakan daerah subur yang selama ini menjadi lahan pertanian masyarakat. (REUTERS/Beawiharta) |
Diberitakan sebelumnya, pemerintah akan membangun pemukiman dan membuka lahan pertanian untuk pengungsi Sinabung di beberapa desa.
Namun, warga Desa Siosar dan Desa Lingga menolak rencana pemerintah menjadikan daerah mereka menjadi lokasi relokasi.
Akhir Juli lalu, unjuk rasa penduduk Desa Lingga di kantor Polres Tanah Karo menelan satu korban jiwa bernama Andi Purba. Kemarin, persoalan relokasi kembali menelan korban. Pengungsi berusia 65 tahun bernama Sartono Sembiring meninggal saat berunjuk rasa di kantor Bupati Karo.
"Dugaan sementara korban terkena serangan jantung atau darah tinggi sehingga mendadak pingsan," tulis Natanail dalam notulensinya.
Sementara itu, mengutip
Detikcom, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting menyatakan, Sartono jatuh dari lantai dua kantor bupati sebelum pingsan.
"Sesampainya di Rumah Sakit Umum Ester Kabanjahe, warga tersebut dinyatakan meninggal dunia," kata Rina.
Kepolisan merilis keterangan, unjuk rasa itu muncul lantaran pengungsi mendesak pemerintah segera mencairkan dana relokasi tahap dua.
"BPBD Karo belum bisa mencairkan dana tersebut sehingga menimbulkan kemarahan warga. Sempat terjadi saling dorong antara warga dengan personel Satpol PP," ucapnya.
Awal pekan ini, kepada
CNNIndonesia.com, Komandan Satgas Tanggap Darurat Sinabung sekaligus Dandim 0205 Letkol Agustinus Sitepu menyebut situasi di calon lahan relokasi tidak lagi panas. "Kondisi sudah kondusif," tuturnya.
Jumlah pengungsi yang akan direlokasi ke Tanah Karo berjumlah 1.903 kepala keluarga. Untuk relokasi mandiri, pemerintah pusat akan mengalokasikan dana sebesar Rp190,6 miliar.
Mengutip Presiden Joko Widodo, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki sempat mengatakan akhir 2016 korban erupsi Sinabung harus sudah meninggalkan pengungsian dan tinggal di lahan relokasi.
"Diharapkan semua pihak bekerja sama untuk memikirkan kehidupan para pengungsi selanjutnya khususnya menyangkut kesejahteraan mereka," ujar Teten di Siosar, pertengahan Juli lalu.
(abm/asa)