Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengajukan nota keberatan atas dakwaan jaksa penutut umum terkait dugaan penodaan agama yang dituduhkan kepadanya.
Pada nota keberatan yang dibacakan pada sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (13/12), Ahok memaparkan hubungan baiknya dengan presiden kelima Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Ahok mengklaim, hubungannya dengan Gus Dur itu merupakan bukti penghargaannya terhadap para tokoh Islam. Keberaniannya untuk maju menjadi kepala daerah juga didasari pada pesan moral yang disampaikan Gus Dur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berani mencalonkan diri menjadi gubernur sesuai dengan amanat Gus Dur, bahwa gubernur bukan pemimpin tapi pembantu dan pelayan masyarakat," tuturnya.
Ahok kemudian meminta izin majalis hakim memutar video pernyataan Gus Dur saat berkampanye untuknya pada pilkada Bupati Belitung Timur tahun 2007. Namun, rekaman itu urung diputar lantaran hakim tak memberikan izin.
Ahok juga memaparkan alasan lainnya memberanikan diri menjadi kepala daerah. Ia berkata, sejumlah partai berbasis Islam, seperti di Solo dan Maluku Utara, mengajukan calon kepala daerah non-muslim.
Lebih dari itu, Ahok berulang kali menyatakan diri sebagai sosok yang tumbuh di lingkungan yang sarat nuansa Islam. Meskipun orangtua kandungnya tak menganut Islam, ia menjadi anak angkat dari seorang muslim di Makassar, yakni Haji Baso Amir.
"Saya seperti anak tidak tahu berterimakasih apabila saya tidak menghargai agama dan kitab suci orang tua angkat saya dan beliau adalah pemeluk Islam yang sangat taat,' kata Ahok.
Di akhir nota keberatannya, Ahok meminta majelis hakim menolak dakwaan jaksa penutut umum. "Agar saya dapat kembali melayani warga dan membangun Jakarta," ucapnya.
(abm/asa)