Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan pemuda dan remaja masjid akan membantu pengamanan ibadah Natal di gereja-gereja Kabupaten Mimika Papua.
Ketua Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Mimika Laitam Gredenggo, Sabtu (24/12), mengatakan, 84 orang diutus untuk ikut mengamankan perayaan Natal 2016. Mereka akan bergabung dengan relawan lintas agama lainya untuk membantu pengamanan Natal.
Pengamanan ibadah Natal di Timika itu dikoordinisikan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Mimika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penempatan mereka di titik-titik mana saja semua akan diatur oleh FKUB," kata Laitam seperti diberitakan
Antara.
Menurutnya, sudah menjadi kebiasaan di Timika saat perayaan hari besar keagamaan, semua umat beragama mengambil bagian dalam hal pengamanan.
"Kalau raya Natal dan Paskah, yang bertugas mengamankan gereja dari Islam, Hindu dan Budha. Sebaliknya kalau Lebaran, teman-teman Nasrani, Hindu dan Budha membantu pengamanan," ujar Laitam.
Dengan adanya sikap saling menghormati dan menghargai seperti itu, Laitam berharap semangat toleransi antarumat beragama di Mimika terus terjalin dengan baik.
Umat Islam Mimika menurutnya juga selalu rutin mengucapkan selamat Natal umat Nasarani.
Saat ini sejumlah gereja di Mimika sudah mempersiapkan diri untuk ibadah Natal. Di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dan Gereja St Stefanus Sempan Timika, panitia menambah tenda di halaman gereja untuk menampung umat yang akan mengikuti Misa Malam Natal pada Sabtu malam dan Misa Hari Raya Natal, Minggu (25/12).
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Pengurus Gereja Katolik Maria Pembantu Abadi, Kecamatan Witihama, melibatkan pemuda lintas agama untuk mengamankan perayaan Natal.
"Masing-masing desa dilibatkan, (mengirim) tiga orang baik beragama Islam maupun Katolik untuk mengamankan perayaan malam Natal ini," kata Pastor Paroki Witihama, Romo Amatus Witak di Flores Timur.
Turut sertanya para pemuda lintas agama itu sudah menjadi tradisi dalam setiap hari raya keagamaan.
Romo Amatus mengatakan, kehidupan umat beragama di Kecamatan Witihama berlangsung sangat damai dan penuh persaudaraan.
Hal itu dikarenakan, nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur tentang kerukunan dan hidup bertoleransi tetap terjaga dengan baik dari generasi ke generasi.
"Jika ada acara umat muslim maka orang Katolik juga ikut ambil peran, demikian juga sebaliknya. Itu terjadi dari dulu hingga sekarang," katanya.
Untuk itu, dia berharap agar pesan damai dalam perayaan Natal kali ini semakin mempererat dan memperkokoh hubungan masyarakat lintas agama dalam berinteraksi, agar bisa mendukung pembangunan.
(sur)