Jakarta, CNN Indonesia -- Konflik di Suriah teramat rumit. Untuk menghindari terjadinya 'pembelokan' bantuan kemanusiaan, Dompet Dhuafa menyatakan bantuan ke Suriah idealnya disalurkan dengan menggandeng mitra lokal di Suriah yang kredibel, transparan, dan imparsial.
Manajer Pengembangan Sosial Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono, mengatakan peran mitra lokal dalam menyalurkan bantuan sangat penting. Pasalnya, konflik di Suriah sangat rumit. Dalam situasi rumit itu, menurut Arif, mitra lokal yang terpercaya bisa membantu memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran.
"Kami sendiri memiliki SOP khusus. Kami harus memastikan mitra lokal kami transparan, kredibel, dan imparsial agar bantuan dari kami benar-benar sampai ke tangan yang berhak dan membutuhkan," kata Arif kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif melanjutkan, Dompet Dhuafa dalam menyalurkan bantuan memilih bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Suriah yang terletak di Damaskus. Selain menggandeng KBRI, Dompet Dhuafa juga menerjunkan tim khusus yang bertugas mengawasi penyaluran bantuan.
Di sisi lain, Arif tak menutup kemungkinan terjadi 'pembelokan' bantuan dari Indonesia ke Suriah. "Karena kondisi di sana kita tak tahu lagi siapa lawan, siapa kawan. Peluang bantuan itu dibelokkan ada, tapi Wallahu a'alam," ujarnya.
Mekanisme penyaluran bantuan ke negara-negara konflik kini menjadi sorotan publik lantaran dianggap rentan diselewengkan. Publik di media sosial belakangan dihebohkan oleh isu yang menyebut lembaga penyalur bantuan Indonesian Humanitarian Relief telah mengirimkan bantuan ke pihak yang tidak tepat.
Menanggapi bantuan IHR yang diisukan salah sasaran, Arif enggan menjawabnya. "Saya tak ingin bicara yang bukan kewenangan saya," kata dia.
Bantuan IHR yang diisukan salah sasaran pertama kali beredar di media sosial melalui tulisan Moch Zain di akun facebooknya.
Moch Zain menduga bantuan untuk warga Aleppo, Suriah, yang digalang Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir ditujukan untuk mendukung kelompok teror Jaysh Al-Islam yang ia sebut sebagai kelompok pemberontak terhadap pemerintahan Bassar Al-Assad.
Dugaan itu ia ketahui setelah menyaksikan sebuah video di Youtube yang merekam penemuan logistik berupa makanan dan minuman dengan kemasan bertulis Indonesian Humanitarian Relief (IHR).
"Setelah dicek, dus kotak logistik tersebut berasal dari Indonesian Humanitarian Relief (IHR). Yang mana, IHR dipimpin oleh Bactiar Nasir," tulis Zain dalam akun facebooknya.
IHR sendiri telah membantah isu tersebut. Mereka mengklaim telah memberikan bantuan kepada warga Suriah dan menyebut isu tersebut sebagai fitnah.
Dalam situsnya, IHR menyatakan telah bekerjasama dengan lembaga kemanusian yang kredibel di Turki, yakni Insan Hak ve Hurriyetleri Insani Yardim Vakfi atau dikenal dengan nama IHH.
"Jika pihak-pihak penebar fitnah tersebut tidak menghentikan tuduhannya setelah pernyataan resmi kami ini, maka kami akan ambil langkah hukum terhadap para penebar fitnah tersebut," tulis IHR dalam situsnya.
(wis/gil)