Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya telah mengirim tim investigasi untuk mengusut masalah dugaan pembelian helikopter AgustaWestland (AW) 101. Dia menegaskan akan menghukum anggotanya apabila ditemukan kesalahan pada pembelian tersebut.
"Saya sudah kirim tim investigasi, (untuk mengetahui) kenapa itu terjadi," kata Gatot usai diskusi di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (28/12).
Helikopter buatan Inggris dan Italia itu kembali jadi bahan perbincangan. Pasalnya, pada Desember 2015, Presiden Joko Widodo telah membatalkan rencana pembelian helikopter itu untuk VVIP karena dianggap terlalu mahal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi beranggapan helikopter yang ada masih bisa digunakan secara maksimal untuk mendukung tugas-tugas kenegaraannya. Selama ini presiden menggunakan Super Puma yang dirakit PT Dirgantara Indonesia.
Gatot pun mengikuti keputusan tersebut. Dia juga menegaskan, pembelian helikopter itu sudah dibatalkan melalui surat yang dia buat sebelumnya. Namun dia tidak menjelaskan secara rinci mengenai surat itu.
"Yang jelas saya sudah buat surat untuk pembatalan kontrak," kata Gatot.
Sementara belakangan ini, foto Helikopter AW 101 dengan lambang TNI AU beredar di dunia maya melalui beberapa situs. Dalam keterangan fotonya disebutkan, helikopter tersebut sedang terbang uji coba dan telah dibeli TNI AU. Foto itu diambil oleh fotografer Rich Pittman di pabrik heli AW 101 di Yeofil, Inggris, pada 19 Desember 2016.
Gatot menyatakan akan menindaklanjuti dugaan pembelian helikopter AW 101 ini. Nantinya, TNI akan bertindak berdasarkan hasil penyelidikan tim investigasi.
"Tergantung tim investigasi nanti," kata Gatot.
(pmg/asa)