Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui banyak prajuritnya yang terlibat kasus narkotik. Karena itu dia memerintahkan agar para pemimpin satuan melakukan pembersihan kepada mereka yang diindikasikan terlibat bisnis haram itu.
Hal itu disampaikan Gatot usai melantik Komandan Pasukan Pengamanan Presiden yang baru, Brigadir Jenderal Bambang Suswantono di Markas Komando Paspampres. Gatot dalam kesempatan ini menyoroti bekas anggota Paspampres yang terbelit kasus narkotik.
"Bukan hanya Paspampres. Banyak satuan-satuan TNI yang terlibat narkoba dan itu saya sendiri yang memerintahkan untuk melakukan pembersihan ke dalam," kata Gatot, Rabu (25/5).
Gatot memerintahkan kepada komandan yang bertugas di setiap satuan agar menindak tegas setiap prajurit yang terindikasi menyalahgunaan narkotik. Bekas Kepala Staf Angkatan Darat itu mengaku tak segan kehilangan banyak anak buah jika memang mereka terlibat bisnis haram tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan ragu-ragu, jangan malu. Ada seribu, dua ribu (anggota yang ditindak), tidak apa-apa," kata Gatot.
Menurut Gatot, narkoba merupakan bisnis ilegal yang dekat dengan pihak keamanan, baik TNI maupun Polri. Semua aparat keamanan, kata Gatot, harus benar-benar dibersihkan, termasuk aparatur keamanan yang dekat dengan presiden.
Gatot menegaskan tidak ada toleransi bagi anggota TNI yang terindikasi narkoba. Begitu ada indikasi tersebut, kata Gatot, maka harus diadakan penyelidikan, penyidikan dan proses hukum.
"Apabila sudah ada keputusan hukum, komandan memberikan hukum tambahan yaitu pemecatan," kata Gatot tegas.
Sebelumnya polisi menangkap anggota TNI yang pernah berdinas di satuan Paspampres, Prajurit Dua BS. Hasil tes urin menunjukkan yang bersangkutan positif amphetamine dan metampethamine. BS diketahui telah dipecat terkait kasus narkotik itu.
(sur)