Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen maskapai penerbangan Citilink akhirnya memecat pilot penerbangan QG 800 yang menyebabkan terlambatnya penerbangan Surabaya–Jakarta pada 28 Desember lalu yang juga membahayakan keselamatan penumpang.
President & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan menyatakan tindakan tegas diambil berdasarkan penelusuran dan juga laporan yang diterima pihak manajemen.
“Pilot yang diberhentikan karena yang bersangkutan dinilai telah melakukan kesalahan berat dan menunjukkan sikap serta tindak yang tidak profesional dalam menjalankan tugas,” ujar Albert kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Albert menambahkan, pilot yang bersangkutan juga mengabaikan prosedur keselamatan dan keamanan penerbangan yang berpotensi membahayakan keamanan dan keselamatan penumpang dan awak lainnya.
Dia menyebutkan ada tiga hal fundamental yang dilanggar yaitu mulai dari undang-undang ketenagakerjaan, peraturan perusahaan hingga kebijakan sumber daya manusia yang ada di Citilink. “Mulai dari sikap yang ceroboh hingga tidak mengindahkan prosedur kerja yang berdampak pada timbulnya potensi membahayakan keamanan dan keseamatan penerbangan,” tutur Albert.
Albert menekankan, Citilink merupakan maskapai yang selalu memprioritaskan kenyamanan serta keselamatan penumpang. Oleh karena itu Citilink tidak memberikan toleransi sedikitpun bagi karyawan yang bertindak tidak profesional serta mengabaikan kode etik dan integritas dalam bekerja.
Pihak manajemen, ujar dia, juga mengapresiasi tindakan penumpang dan staf darat yang telah membantu keamanan penerbangan nasional. “Kami juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan itu dan telah menjadi bahan pembicaraan publik selama beberapa hari ini,” kata Albert.
Albert melanjutkan, Citilink juga telah memberikan imbauan kepada seluruh awak pesawat dan staf darat untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak akan segan menjatuhkan sanksi bagi yang melanggar.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S Butarbutar menjelaskan bahwa pemecatan itu didasarkan bentuk kecerobohan pilot. Bukan berdasarkan pilot diduga mabuk seperti yang tersebar di sosial media.
Walau begitu, Benny mengaku pilot yang bersangkutan memang tidak jelas saat berbicara saat mengumumkan penerbangan. Menurut Benny itu terjadi karena ia tergopoh-gopoh menuju pesawat.
"Memang ngelantur sih, kayak menyebutkan nama terus," kata Benny.
Menurut Benny, seharusnya pilot itu datang satu jam sebelum penerbangan untuk briefing dan cek kesehatan. Ketika telat, tim Citilink sudah mencegah pilot itu namun ia memaksa untuk ke pesawat.
Benny menuturkan saat tidak diperbolehkan menerbangkan pesawat, pilot itu langsung diwawancara dan dicek kesehatan di Cengkareng. Pilot itu mengaku bangun kesiangan sehingga telat ke bandara. Ia pun mengaku bersalah sehingga Citilink tak ragu untuk memecatnya.