Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Jawa Barat menyebut pembakaran markas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia di Bogor bermula dari kabar bohong alias
hoax di media sosial. Kepolisian kini melacak pemilik akun penyebar isu tersebut.
"Ini berkembang dari isu media sosial yang tidak benar. Ada provokator," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Yusri Yunus kepada
CNNIndonesia.com, melalui sambungan telepon, Jumat (13/1).
Yusri mengatakan, aksi pembakaran itu merupakan buntut dari bentrokan Front Pembela Islam dengan elemen masyarakat lain saat mereka mengawal pemeriksaan pimpinan FPI Rizieq Shihab di Mapolda Jabar, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yusri, setidaknya ada tujuh organisasi masyarakat menyampaikan pendapat di sekitar markas Polda Jabar. GMBI adalah satu dari tujuh ormas itu. Media sosial belakangan ramai mengabarkan bentrokan antara FPI dan GMBI.
Secara khusus, Yusri menyebut sebenarnya tidak ada anggota GMBI yang terlibat pada keributan dengan FPI di sekitar kantor Polda Jabar kemarin. "FPI dan GMBI tidak ada benturan sebenarnya," tutur Yusri.
Tujuh ormas itu, kata Yusri, berunjuk rasa menuntut Polda Jabar segera menyelesaikan pengusutan kasus dugaan penyebaran kebencian yang mereka tuduhkan kepada Rizieq.
November 2015, 16 ormas yang tergabung dalalm Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat melaporkan Rizieq ke kepolisian. Pangkalnya, Rizieq memelesetkan istilah sampurasun menjadi campur racun.
Yusri mengatakan, Polda Jabar telah meminta kepala polres di seluruh Jabar untuk meredam keributan antara FPI dan GMBI dengan cara berkomunikasi dengan pentolan ormas itu.
"Intinya jangan sampai termakan isu di media sosial yang tidak benar," katanya.
Jumat dini hari tadi, sekitar 150 orang yang diduga anggota FPI membakar kantor GMBI di Bogor. Polisi menangkap 20 terduga pelaku peristiwa itu.
GMBI merupakan ormas yang memiliki cabang di beberapa daerah. Berdasarkan penelusuran, keberadaan mereka di sejumlah daerah teregister di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.
FPI secara terpisah meminta publik tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan berdasarkan dugaan dari kepolisian.
"Kami sendiri belum yakin massa itu dari FPI, karena bisa saja itu dari umat Islam atau masyarakat yang tidak terima FPI dijadikan korban," ujar petinggi laskar FPI Maman Suryadi saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.