Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memimpin upacara serah terima jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Udara hari ini, Jumat (20/1). Pada kesempatan itu, Gatot menekankan pentingnya pembenahan alat utama sistem senjata (Alutsista) di TNI AU.
Dia mengatakan, pembenahan itu terkait beberapa insiden kecelakaan pesawat militer belakangan ini di sejumlah lokasi. Kecelakaan berdampak pada kerugian prajurit dan materiil.
“(Kecelakaan) menunjukkan TNI harus serius membenahi dan membangun kekuatan,” ujar Gatot di
taxy way echo Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sertijab itu, posisi KSAU yang semula dijabat Marsekal Agus Supriatna kini diserahkan kepada penerusnya, Marsekal Hadi Tjahjanto.
Gatot menyampaikan, pergantian KSAU merupakan bentuk regenerasi kepemimpinan. Pergantian itu juga merupakan langkah TNI dalam mempersiapkan tantangan global, khususnya menjaga kedaulatan batas negara.
“Tantangan TNI di masa datang akan semakin dinamis, terutama dalam kompetisi kedaulatan wilayah udara,” ujar Gatot.
Gatot berpesan, kebijakan
ASEAN Open Sky yang berlaku sejak 2015 perlu mendapat atensi khusus dari KSAU. Ia berkata, kebijakan itu akan berdampak pada keamanan dan kedaulatan Indonesia.
“(Kebijakan itu) harus disikapi dan dilengkapi dengan kemampuan TNI yang handal,” ujar Gatot.
Kebijakan
ASEAN Open Sky membuka wilayah udara antarsesama negara anggota ASEAN. Kebijakan tersebut membebaskan maskapai, pengelola bandar udara, pengatur penerbangan di darat (
ground handling), hingga pengatur lalu lintas penerbangan untuk bebas berusaha dan berekspansi.
Lebih lanjut, Gatot mengingatkan, pemerintahan saat ini tengah berupaya mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Realisasi rencana tersebut membutuhkan basis kedirgantaraan yang mempuni.
“TNI AU harus dapat menjadi kekuatan nasional yang mumpuni," kata Gatot.
Sertijab itu juga hadiri oleh para petinggi TNI, Polri, dan menteri, seperti Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Jenderal Mulyono, Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Moechgiarto, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Tahun Bersih-Bersih TNIGatot menyatakan, TNI akan melakukan penindakan secara intensif pada tahun ini, terkait para personel yang terlibat dalam korupsi. Hal itu untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap TNI.
“Tahun ini saya sudah mencanangkan sebagai tahun bersih-bersih dari korupsi,” tegasnya.
Dia mengimbau seluruh personel TNI agar bekerja secara maksimal dan jujur. Gatot berkata, integritas TNI merupakan bentuk komitmen pertanggungjawaban kepada masyarakat. “Kalau kosisten, TNI akan dicintai rakyat dan bukan slogan kosong,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melantik Marsekal Madya Hadi Tjahjanto menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Rabu (18/1). Hadi menggantikan KSAU Marsekal Agus Supriyatna yang memasuki masa pensiun. Hadi Tjahjanto sebelumnya menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan.
Hadi menyingkirkan dua calon KSAU lainnya yang diajukan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Dua calon tersebut adalah Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito (54 tahun) yang kini menjabat wakil gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja (56 tahun) yang menjabat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Hadi lahir di Malang, 8 November 1963. Dia menjadi contoh lanjutan dari gaya Jokowi yang mempromosikan perwira tinggi berusia muda menjadi pemimpin. Hadi saat ini berusia 53 tahun dan merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986.