Hari Lahir Megawati dan Perayaan Kebangsaan dengan Satire

Christie Stefanie, Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2017 10:24 WIB
Presiden kelima sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri merayakan hari ulang tahunnya yang ke-70 dengan menggelar pementasan teater bertajuk Tripikala.
Presiden keempat sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri merayakan hari ulang tahunnya yang ke-70 dengan menggelar pementasan teater bertajuk Tripikala. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua adipati menghadap ke pimpinan Kerajaan Atas Angin untuk mempersembahkan air suci yang dapat menyembuhkan penyakit menahun sang raja. Namun air suci itu adalah tipu muslihat di balik rencana makar mereka.

Seorang adipati memperkenalkan namanya kepada Raja: Marwoto. Namun adipati lainnya diam sebelum akhirnya ditanya. "Saya Adipati Susilo, tok," ujarnya.

Nama itu memantik tawa ratusan orang yang hadir di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Senin (23/4). Tawa itu terus menggelayut sampai sang raja berkata, "Hati-hati mengucapkan nama. Itu sensitif."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepotong drama tersebut mewarnai pementasan Tripikala, sebuah pegelaran bertajuk teater kebangsaan. Lakon yang disutradari Agus Noor itu digelar sebagai perayaan ke-70 hari lahir Ketum PDIP sekaligus presiden kelima, Megawati Soekarnoputri.
Hari Lahir Megawati dan Perayaan Kebangsaan dengan SatireHappy Salma dan Endah Laras ketika tampil pada lakon Tripikala. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Tripikala bercerita tentang seorang raja yang membutuhkan air suci sebagai penyembuh penyakitnya yang parah. Ia mengutus dua putranya untuk mendapatkan obat mujarab itu.

Pencarian air suci itu rupanya hanya kedok sang raja untuk menguji kesetiaan orang-orang dekatnya. Melalui cara itu pula, ia ingin dua putranya berlatih mengolah rasa dan karsa, modal vital seorang pemimpin.

Lakon Tripikala penuh satire. Satu di antaranya adalah peristiwa kedatangan putra pertama Raja Atas Angin dan seorang prajurit kerajaan di sebuah daerah bernama Papua.

Di lokasi itu, si prajurit menemukan air suci dari pamannya. Setelah memberikan obat yang dicari sang raja, prajurit itu justru meminta izin menanggalkan pekerjaannya.

Sang pangeran pun heran. "Ini keinginanmu atau bapakmu agar kamu mundur sebagai prajurit agar bisa membangun daerah," tanyanya.

Gelak tawa yang menggema di teater itu pun sirna ketika sang prajurit itu berkata, "Ini keinginan saya, Pangeran. Saya ingin membangun Papua."
Megawati Soekarnoputri berbicara di hadapan penonton lakon Tripikala bersama Butet Kertaradjasa.Megawati Soekarnoputri berbicara di hadapan penonton lakon Tripikala bersama Butet Kertaradjasa. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Tripikala diperankan aktor dan komedian populer seperti Butet Kertaradjasa, Happy Salma, Lies Hartono, Satriaddin Maharinga Djongki, Nugroho Susilo, dan Marwoto.

Mereka membahas isu-isu terkini, antara lain berita bohong (hoax), laporan dan penetapan tersangka, penistaan agama dan pecelahan lambang negara secara cerdas.

Pemainan peran mereka pun mengocok perut penonton, termasuk Presiden Joko Widodo. Ia terlihat terbahak-bahak dan berkali-kali mengubah posisi duduk setelah terlonjak kegirangan dari tempat duduknya.

"Saya sudah kehabisan energi untuk tertawa," kata Jokowi usai pementasan. Ia menyebut lakon Tripikala menghadirkan moralitas vital, yakni kepentingan rakyat ada di atas segala-galanya.
Presiden Jokowi duduk bersebelahan dengan Megawati saat menikmati lakon Tripikala. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)Presiden Jokowi duduk bersebelahan dengan Megawati saat menikmati lakon Tripikala. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Intensitas Megawati menyaksikan pementasan teater menyiratkan kegemarannya pada seni olah peran. Oktober lalu, Megawati juga mengajak orang-orang dekatnya ke TIM untuk menonton pertunjukan Sri Eng Thay.

Kemarin, sejumlah pejabat negara kembali menemani Megawati menonton teater. Mereka adalah Menko PMK Puan Maharani, Mendagri Tjahjo Kumolo, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Ketum PKPI Hendropriyono.

Wakil Presiden keenam Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-11 Boediono, dan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga memenuhi undangan Megawati.

Melalui pementasan teater, Megawati seolah ingin menatap Indonesia di bawah gemerlap sorot lampu panggung, seperti nukilan puisi Bung Karno berjudul Aku Melihat Indonesia di halaman muka undangan teater Tripikala.

Jikalau aku melihat gunung-gunung membiru, aku melihat wajah Indonesia.

Jikalau aku mendengar lautan membanting di pantai bergelora, aku mendengar suara Indonesia.

Jikalau aku melihat awan putih berarak di angkasa, aku melihat keindahan Indonesia.

Jikalau aku mendengarkan burung perkutut dipepohonan, aku mendengarkan suara Indonesia.

Jikalau aku melihat matanya rakyat Indonesia di pinggir jalan, apalagi sinar matanya anak-anak kecil Indonesia, aku sebenarnya melihat wajah Indonesia. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER