Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik, Boni Hargens menantang tokoh Front Pembela Islam Rizieq Shihab untuk berdebat soal dasar negara. Tantangan tersebut kembali dilontarkan Boni saat Diskusi Nasional bertema Merawat Kebangsaan di Jakarta, Selasa (24/1).
Boni menyatakan sudah melayangkan tantangan ini pada Sabtu (21/1) lalu. Ia berharap bisa mengetahui konsep Pancasila Rizieq melalui debat ini.
"Kenapa saya ajak Rizieq berdebat (karena) saya ingin tahu konsep Pancasila yang diketahui Rizieq," tutur Boni.
Boni ingin pihak Rizieq menegaskan apakah mereka ingin memperjuangkan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau membangun NKRI lain, seperti NKRI syariah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ternyata dia mau bangun NKRI syariah, biarkan rakyat yang mengadili mereka, itu poin saya," kata Boni.
Perbedaan kepentingan, menurut Boni, tidak seharusnya menjadi alasan untuk bertikai. Ia ingin kelompok-kelompok dengan perbedaan kepentingan atau pandangan membiasakan diri untuk membuka ruang diskusi dan mencari titik temu. “Biar mereka (Rizieq) terbiasa berdialog,” ucap Boni.
Boni juga mengaku prihatin dengan gerakan-gerakan kelompok bersimbol agama tetapi sebenarnya mereka adalah kelompok garis keras. Dia mengkhawatirkan kondisi ini bisa berakibat buruk pada generasi berikutnya yakni Islam dapat dianggap sebagai sumber masalah.
Menanggapi tantangan Boni untuk Rizieq, Direktur The Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo sepakat Rizieq harus menjelaskan tentang NKRI syariah.
"Saya berharap tantangan Boni ke Rizieq, kalau kemudian disetujui, ditanggapi, debat itu jadi debat ilmiah, saya baru salut," kata Karyono di acara tersebut.
Boni melanjutkan, undangan sudah diterima pihak Rizieq Shihab melalui sekjen bernama Maman. Tetapi, ia mengatakan, respons dari pihak Rizieq tidak serius. Pihak Rizieq menyatakan siap untuk berdiskusi melalui media tanpa menghubungi Boni secara langsung.
Ia menambahkan apabila Rizieq menjawab tantangannya, debat akan digelar di panggung terbuka dan mengundang semua media.
"Ini jadi panggung republik Indonesia apakah kelompok garis keras memikirkan negara yang sama, atau mau bangun negara agama," ujar Boni.
(obs)