Jakarta, CNN Indonesia -- Ketampanan wajah para calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang terpampang di atas surat suara, menjadi penentu arah tangan para narapidana perempuan penghuni Rumah Tahanan Klas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur mencobloskan paku.
Minimnya informasi terkait visi, misi, dan program yang mereka terima, serta tidak adanya kegiatan sosiliasi atau kampanye dari seluruh pasangan calon yang bertanding membuat mereka memilih pria yang paling tampan sebagai gubernur Ibu Kota selama lima tahun ke depan.
Dian, bukan nama sebenarnya, mengaku tidak mengetahui visi, misi, program dari setiap pasangan calon yang bertanding di Pilkada 2017. Ia mengatakan akan menjatuhkan pilihan kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang tampan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak pernah ada sosialisasi (dari calon), cari calon yang ganteng saja," ujarnya saat ditemui di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 95, Rumah Tahanan Klas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur, Rabu (15/2).
Meski memilih sosok berdasarkan kadar ketampanan wajah, namun Dian tetap memiliki harapan pada sosok pemimpin Jakarta nantinya. Ia berharap, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih nanti dapat membawa kebaikan dan menjaga keamanan kota Jakarta.
"Harapannya baik-baik saja, jangan ada keributan. Terus supaya saya juga cepat bebas," ujarnya.
Berbeda lagi dengan Susan, narapidana kasus narkotika yang telah menghuni Rutan Klas II A Pondok Bambu selama empat bulan. Ia mengaku akan memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur berdasarkan 'suara hati'.
Sama seperti Dian, langkah itu terpaksa ia lakukan karena tidak mengetahui visi, misi, dan program dari masing-masing pasangan calon.
"Pilih berdasarkan hati saja, tidak tahu programnya apa," ujar Susan.
Pantau Debat CagubNamun berbeda dengan Yuli, bukan nama sebenarnya. Ia mengaku telah mengetahui visi, misi, dan program masing-masing pasangan calon. Hal tersebut ia ketahui setelah menyaksikan setiap acara debat yang disiarkan lewat televisi.
"Iya kita biasanya lihat di televisi dan melihat acara debat ketiga cagub-cawagub. Di acara debat jadi tahu siapa yang mau saya pilih, " ujar perempuan yang masih harus menghuni penjara 17 tahun ke depan.
Tak hanya dari acara debat saja, Yuli juga mengaku mendapatkan informasi visi, misi, dan program tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 dari kerabatnya.
Menurut dia, kerabatnya kerap menceritakan dan menginformasikan situasi dan kondisi penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta 2017 saat menjenguknya ke rumah tahanan.
Yuli pun berharap, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilihnya nantinya dapat menyelesaikan permasalahan macet di Jakarta. Sambil berkelakar, ia juga berharap sosok terpilih nantinya lebih sering memberikan remisi kepadanya.
"Inginnya yang bisa kasih remisi saya," kata dia.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, ada 144 narapidana yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada DK8 Jakarta 2017 di TPS 95, Rumah Tahanan Klas II A Pondok Bambu.
Tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PAN, PKB, dan PPP.
Kemudian, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saeful Hidayat diusung PDI Perjuangan, NasDem, Partai Hanura, dan Golkar. Serta pasangan terakhir Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung oleh Gerindra dan PKS.