Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan, Budi Karya menilai proyek tol laut saat ini masih memiliki beberapa kendala. Salah satunya ialah menjangkau masyarakat yang berada pada dataran tinggi di kawasan Indonesia Timur, seperti Papua.
Pengembangan lebih lanjut terhadap proyek tol laut adalah untuk memungkinkan distribusi secara lebih mudah ke lokasi-lokasi di dataran tinggi yang tak terjangkau kapal. Pemerintah akan meng-
upgrade sejumlah bandara berlandasan pendek dan membangun sejumlah bandara baru.
"Sudah berhasil, kami sudah mencapai titik-titik di Timika, Maroke dan sebagainya. Sekarang kami akan tingkatkan lagi karena itu tidak menjangkau di tempat ketinggian," kata Budi di Jakarta Selatan, Minggu (5/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menunggu proyek lanjutan itu pihaknya sudah menyiapkan subsidi untuk mengangkut barang-barang kebutuhan masyarakat. "Cuma masalah ini ada kurang lebih 12-15 kota di pucuk pegunungan Jayawijaya kami subsidi. Lalu, kami juga mengusahakan bagaimana distribusi lebih murah," ujarnya.
Pemerintah akan meng-upgrade bandara yang sudah ada serta membangun bandara baru. Ada banyak bandara di kawasan itu, namun ukurannya tidak memadai jika digunakan untuk pesawat besar.
"Kami juga melihat dengan jumlah lapangan udara, kurang lebih lapangan terbang banyak yang minimal. Kami akan membangun lagi delapan bandara yang panjangnya lebih dari 1000 meter," kata dia.
Kebanyakan panjang landasan yang ada adalah 500 meter, tentu tidak dapat menampung pesawat berkapasitas besar. Dengan penambahan tersebut, diharapkan dapat menjangkau masyarakat yang bermukim pada dataran tinggi.
"Sehingga distribusi barang, bukan di pantai aja tapi juga di daerah tengah. Sehingga, untuk puncak lebih murah barang-barang sampai ke sana," kata dia.
Lebih lanjut, ia menuturkan proyek tersebut diupayakan akan memperoleh izin secepatnya tahun ini. Dalam pengembangannya, diperkirakan pemerintah akan berinvestasi lebih dari Rp4 triliun, atau 10 persen dari anggaran di Papua.
(ded/ded)