Jokowi Sebut Ramalan Sabda Leluhur soal Bandara Kulon Progo

Anugerah Perkasa | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Jan 2017 14:10 WIB
Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya melihat sabda leluhur tentang Bandara Kulon Progo yang akan menjadi mercu suar dunia, tak hanya di Indonesia.
Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya melihat sabda leluhur tentang Bandara Kulon Progo yang akan menjadi mercu suar dunia, tak hanya di Indonesia. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya melihat sabda leluhur tentang Bandara Kulon Progo yang akan menjadi mercusuar dunia, tak hanya di Indonesia.

Presiden menyatakan pembangunan bandara itu sudah direncanakan 6-7 tahun lalu namun belum juga terlaksana. Diketahui, peletakan batu pertama atau Babat Alas Nawung Krida dilakukan oleh Jokowi kemarin, didampingi oleh jajaran menteri dan pemerintah provinsi DI Yogyakarta.

Dia menuturkan dirinya melihat sabda leluhur yang dia baca, saat memberikan pidato dalam acara tersebut. Jokowi menyatakan leluhur sudah melihat bahwa akan ada bandara besar di Kulon Progo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Betul-betul akan menjadi mercusuarnya dunia, bukan hanya Indonesia,” kata Presiden seperti dilansir Sekretariat Kabinet yang dikutip Sabtu (28/1).

Oleh karena itu, Jokowi menilai keputusannya untuk membangun Bandara Kulon Progo memang harus diambil, karena Bandara Adisucipto hanya memiliki kapasitas 1,5 juta penumpang. Dia menegaskan orientasi pembangunan bandara itu adalah global dan menjadi bandara internasional.

Bandara internasional itu terletak di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Pembangunan itu dibangun di atas lahan seluas 587 hektare.

Pembangunan Dua Tahap

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan pembangunan tahap I yakni periode 2020-2031, akan dibangun terminal dengan luas 130 ribu meter persegi, panjang landasan pacu 3.250 meter dan lebar 60 meter.

Sedangkan pada pembangunan tahap II yakni periode 2031-2041, terminal bandara akan dikembangkan menjadi 195 ribu meter persegi, panjang landasan 3.600 meter. Dengan kapasitas itu, bandara diperkirakan dapat menampung 20 juta penumpang.

“Ini berarti 10 kali lipat dari kapasitas bandara sebelumnya,” kata Budi Karya dalam laporannya.

Walaupun demikian, pembangunan itu masih mendapatkan penolakan. Wasiyo, petani dari Wahana Tri Tunggal (WTT), menyatakan pihaknya menolak pembangunan bandara internasional itu.

"Kami menolak Presiden meletakkan batu pertama, karena pembangunan itu berdampak pada lahan produktif petani," kata Wasiyo kemarin.

Menurutnya, dampak pembangunan bandara itu akan berdampak besar pada petani karena akan kehilangan pekerjaan mereka.

Gerakan Solidaritas Tolak Bandara NYIA Kulonprogo menyatakan lahan yang akan dipakai untuk bandara itu adalah lahan produktif baik lahan kering maupun lahan basah. Gerakan itu juga beranggotakan Wahana Tri Tunggal, paguyuban petani yang menolak lahan sawah dijadikan pembangunan bandara. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER