Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT ASDP Indonesia Ferry untuk ikut melayani pelayaran dari Muara Angke ke Kepulauan Seribu. Dengan terlibatnya dua perusahaan milik negara ini, Budi berharap layanan angkutan laut kapal-kapal rakyat yang selama ini beroperasi di perairan Jakarta, juga bisa menjadi lebih baik.
Permintaan ini juga terkait dengan insiden terbakarnya Kapal Zahro Express kemarin yang menewaskan 23 orang. Salah satu penyebab terbakarnya kapal tujuan Pulau Tidung itu adalah kualitas armada yang digunakan. Kebakaran diduga berasal dari korselting listrik.
"Kami harapkan kapal rakyat bisa meningkat kualitas pelayanannya baik itu
sefety atau kenyamanannya," kata Budi usai menjenguk korban luka Kapal Zahro di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Senin (2/1).
Dalam tiga hari ke depan Budi berharap Pelni sudah bisa ikut melayani pelayaran ke Kepulauan Seribu. Nantinya Pelni bisa melengkapi apa saja kekurangan dalam pelayanan angkutan laut di Pelabuhan Muara Angke selama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi yakni, Pelni dan ASDP bisa diandalkan dalam melayani penyeberangan di Perairan Jakarta. Seiring dengan masuknya Pelni dan ASDP, kapal-kapal rakyat yang selama ini beroperasi akan didata ulang dan dicek kelayakannya.
"Kami akan meneliti kapal yang beroperasi di sana. Yang
safe,
secure kami berikan kesempatan. Yang tidak, silakan tak beroperasi," kata Budi.
Kapal Zahro Ekspress terbakar kemarin setelah 15 menit berlayar dari Muara Angke. Kapal yang akan menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu ini mengangkut 184 orang. Akibat kebakaran, 23 orang tewas. Sementara 31 orang lainnya harus dirawat di rumah sakit.
Terkait dengan kecelakaan ini, Budi juga sudah memberhentikan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Muara Angke Deddy Junaedi. Ia dinilai lalai dengan mengeluarkan surat izin berlayar pada kapal nahas tersebut.
(sur)