Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harris Iskandar mengatakan, sejumlah daerah ragu bisa mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tingkat SMA dan SMP akan dilaksanakan April 2017.
Dia menyebut banyak peserta didik tidak terbiasa menggunakan komputer. Hal itu menjadi kendala di lapangan.
"Di lapangan masih ada keraguan, anak-anak tidak familiar dengan komputer," kata Harris saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (21/3).
Harris mengatakan, sistem berbasis komputer seharusnya segera diterapkan di seluruh Indonesia mengingat perkembangan teknologi semakin cepat. Menurutnya, digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan di masa depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian pimpinan Muhadjir Effendy tersebut meminta agar dinas pendidikan di daerah mulai berpikir untuk menerapkan USBN berbasis komputer di tahun mendatang.
Pada tahun ini, sekitar 80 persen SMA di Indonesia akan mencoba sistem berbasis komputer. Sebagian besar berasal dari Jawa Timur dan DKI Jakarta. Sementara untuk tingkat SMP, sekitar 40 persen yang siap melaksanakan ujian dengan komputer.
USBN berbasis komputer hanya diselenggarakan di sekolah yang memiliki infrastruktur yang memadai.
"Sekarang sudah final mana yang mau mana yang tidak, kami hanya mengatakan ada potensi sistem yang lebih transparan," kata dia.
Meski demikian, Harris enggan membeberkan data secara rinci mengenai sekolah yang tidak akan menggelar ujian dengan sistem komputer. Dia hanya mengatakan persiapan UN untuk pertengahan April 2017 sudah mendekati 100 persen.
Pelaksanaan USBN berbasis komputer ini menggunakan sistem yang dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server sekolah. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server sekolah ke server pusat juga secara online sehingga lebih cepat ketimbang konvensional.