Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto menyatakan mampu melakukan makar bila ia ingin melakukannya saat memimpin batalion tempur. Namun hal itu urung ia lakukan lantaran tidak ingin mengambil alih kekuasaan dengan cara kekerasan.
"Saya pernah dituduh mau kudeta, saat itu saya pimpin 34 batalion tempur Republik Indonesia. Kalau saya mau, saya mampu ambil alih dengan cara kekerasan, dengan cara senjata," kata Prabowo saat sambutan di Segara Ballroom, Hotel Darmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (3/4).
Prabowo melanjutkan, "Tapi saya dengan sadar tahu bahwa tidak ada negara yang bisa aman, stabil, damai, kalau pengambil alih kekuasaan, kalau pergantian kekuasaan dengan tidak sah, dengan tidak demokratis. Kesadaran itu membuat saya tidak melakukan."
Sebelum menjadi politikus, Prabowo merupakan perwira tinggi ABRI. Ia sempat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus pada tahun 1995-1998.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu ia menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat pada Maret sampai Agustus 1998. Prabowo pensiun dengan pangkat letnan jenderal.
Beberapa hari sebelumnya, Prabowo juga menegaskan tidak akan memimpin makar dan menolak tegas ide penggulingan pemerintahan yang sah.
"Saya tidak akan pernah pimpin makar, tapi saya mau jadi pemimpin dangdutan jika Anies-Sandi menang," kata Prabowo dalam acara deklarasi dukungan serikat buruh pimpinan Said Iqbal untuk Anies-Sandi di Gedung DPP Partai Gerindra, Jakarta, Sabtu (1/4).
Prabowo menegaskan, hanya ingin membela hak-hak rakyat sehingga tidak mungkin jika keinginannya itu dikatakan sebagai salah satu upaya makar. Dia juga dengan tegas menolak perkumpulan atau pemufakatan yang berujung pada penggulingan pemerintahan yang sah.
"Tapi yang jelas, tegas, di sini kita tidak boleh makar sama sekali. Tidak boleh makar. Kami harus membibit ke arah kebaikan bukan ke arah yang tidak baik," kata dia di hadapan massa buruh.
Belakangan isu makar ramai diperbincangkan setelah Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Muhammad Al Khaththath ditangkap oleh polisi jelang Aksi 313. Ia diduga akan melakukan makar terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.