Jakarta, CNN Indonesia -- Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal kesiapan untuk menjadi presiden pada 2019 bila Pilkada DKI Jakarta dimenangkan oleh Anies Baswedan-Sandiaga Uno dinilai masih sebatas wacana.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Adiyta Perdana berpendapat hingga sejauh ini belum ada tanda-tanda Prabowo akan maju kembali dalam ajang pemilihan presiden dua tahun mendatang.
“Apakah Prabowo akan maju 2019? Ini belum ada indikasinya. Saya melihat pertarungan untuk pilpres akan bisa dibaca mulai tahun depan, 2018,” ujar Aditya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (5/2).
Menurut Aditya semua elite politik saat ini sedang melihat dan membaca peluang untuk apakah mendukung Joko Widodo atau bergabung dengan para penantang Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi menurut saya masih terlalu dini untuk menyimpulkan peran Prabowo hari ini untuk kepentingan Pilpres 2019,” kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol) FISIP UI itu.
Prabowo hari ini meminta puluhan ribu pendukung pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Prabowo menyatakan kemenangan pasangan calon nomor urut tiga akan mempengaruhi ajang pemilihan presiden 2019. "Saudara-saudara, kalau kalian ingin saya jadi presiden di 2019, kalian harus memenangkan Anies-Sandi menjadi gubernur dan wakil gubernur. Kalian harus kerja keras," kata Prabowo dalam orasinya di Lapangan Banteng, Minggu (5/2).
Aditya mengamati keputusannya “turun gunung” Prabowo dalam konteks Pilkada Jakarta 2017 dengan alasan yang praktis saja karena ada kecenderungan suara Anies-Sandi tidak mengalami kenaikan yang signifikan Sehingga perlu ada dorongan dari elite partai di pusat untuk turun gunung.
Aditya menambahkan terjunnya elite politik ke arena Pilkada Jakarta untuk membantu pasangan calon yang didukungnya tak hanya dilakukan oleh Prabowo.
“Hal yang sama juga dilakukan PKS terhadap pasangan ini khan. Itu terlihat jelas,” tuturnya.
(obs)