Hariyanto, dari Tempat Cuci Cetak Jadi Jurnalis Foto

Patricia Diah Ayu | CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 19:17 WIB
Bagi Hariyanto profesi jurnalis foto dianggap sebagai 'kecelakaan'. Sebelum terjun ke dunia fotografi, ia justru hanya bekerja di tempat cuci cetak.
Hariyanto dikenal sebagai fotografer lomba. Ia pernah memenangi berbagai ajang foto di berbagai level. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak usia remaja, Hariyanto sudah akrab dengan lembaran-lembaran foto meski tak menyandang status sebagai fotografer. Pekerjaannya di tempat cuci cetak foto Rapiko, Menteng, Jakarta, memaksa matanya untuk terbiasa melihat gambar-gambar yang disusun dengan komposisi yang benar. Maklum, para fotografer ternama Indonesia sering mencuci-cetak karya mereka di Rapiko.

Belasan tahun kemudian, Hariyanto menjadi kepala Divisi Artistik dan Foto di Media Indonesia.

Ya, bagi Hariyanto profesi jurnalis foto dianggap sebagai 'kecelakaan'. Menggeluti dunia itu tak pernah terlintas di benaknya. Perkenalan dengan kamera juga bermula dari pekerjaanya di Rapiko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya fotografer Media Indonesia, Gino Franky Hadi, kerap menitipkan kamera pada saat sedang mencuci cetak di sana. Kamera itu membuat Hariyanto penasaran dan coba memegangnya.

"Melihat kamera gede sangat tertarik. Enggak tahan juga, gue pegang, gue lihat-lihat, gue intip. Ternyata ketahuan sama yang punya. Kemudian saya dimarahi dan diomelin. 'Kamera gue diapain? Awas sampai rusak. Gaji lo 30 tahun juga enggak bakal bisa (mengganti)'. Saya terpukul," ujar Hariyanto bercerita kepada CNNIndonesia.com pada pekan ini.

Tapi ketertarikan pada fotografi itu akhirnya tak bisa diredam. Tanpa disadari, foto-foto yang sering dilihatnya di Rapiko terekam dalam memori visualnya. Hariyanto pun mulai melirik dunia foto jurnalistik.

"Salah satu fotografer Media Indonesia, Hidayat, kemudian menyuruh saya: 'Kalau mau jadi wartawan, harus kuliah'. Akhirnya kuliah di ISIP dengan uang tabungan kerja satu tahun di Rapiko. Dari sana saya sudah mulai pinjam kamera sana-sini, pinjam dari pelanggan yang cuci cetak di Rapiko. Karena saya bekerja di cuci cetak foto, maka saya tahu trik-trik fotografi," ucap Hariyanto.

Karier pertama Hariyanto menjadi jurnalis foto dimulai saat dirinya diterima di Jawa Pos biro Jakarta sebagai fotografer. Setelah dari Jawa Pos, Hariyanto cukup sering berpindah-pindah tempat kerja, mulai dari majalah Bola/Raket, majalah Panji Masyarakat, majalah GAMMA, kemudian Tempo News Room.

"Saat itu karena kuantitas foto saya di Koran Tempo cukup banyak, akhirnya saya ditawari jadi staf. Karena permintaan tinggi maka tidak bisa untuk staf, harus levelnya ini level editor," kata Hariyanto.

Saat menjadi editor foto di Tempo, Hariyanto mendapat tawaran dari Media Indonesia. Ia pun pindah ke tempat kerja yang bertahan hingga sekarang.

Jurnalis Foto Bukan Sekadar Menyampaikan Informasi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER