Jakarta, CNN Indonesia -- Korban luka-luka akibat pengeboman Kampung Melayu yang merupakan anggota kepolisian sampai saat ini belum dapat ditemui. Pasalnya, korban masih membutuhkan perawatan intensif.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo selepas menyambangi Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Meski demikian, ia mengatakan korban dalam kondisi cukup baik.
"Kami koordinasi dengan dokter di sini (RS Bhayangkara), tapi korban belum bisa ditemui. Korban masih butuh perawatan intensif, sehingga keluarga korban lebih baik menemui korban di sini esok hari saja," jelas Hasto, Kamis (25/5).
Ia melanjutkan, seluruh korban rata-rata mengalami luka akibat terkena serpihan-serpihan ketika bom meledak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, perawatan anggota kepolisian ini dianggapnya bukan tanggung jawab LPSK. Alasannya, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sudah berjanji akan menanggung seluruh biaya perawatannya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) Inspektur Jenderal Mohammad Iriawan mengatakan, sejauh ini korban yang merupakan anggota kepolisian tidak begitu membutuhkan bantuan medis yang intensif.
Kendati demikian, memang ada beberap anggota yang memerlukan operasi untuk mengangkat serpihan-serpihan dari tubuh korban.
"Yang jelas, nanti Dokter yang akan menangani. Sebentar lagi pun akan ada tiga pasien yang bergeser dari Rumah Sakit Premier ke Rumah Sakit Polri untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif, yang terdiri dari satu petugas dan dua warga sipil," jelas Iriawan.
Tecatat 10 orang yang mengalami luka-luka akibat bom bunuh diri di Kampung Melayu, Rabu (24/5) malam. Lima di antaranya merupakan anggota kepolisian yang tengah berjaga untuk operasi obor.