Meraup Berkat Makam Mbah Priok di Jakarta Utara

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Mei 2017 11:15 WIB
Ziarah menjadi rutinitas sebagian umat Islam ketika bulan Puasa tiba. Salah satu makam yang dikunjungi adalah makam Mbah Priok di Jakarta Utara.
Ziarah menjadi rutinitas sebagian umat Islam ketika bulan Puasa tiba. Salah satu makam yang dikunjungi adalah makam Mbah Priok di Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ziarah ke makam menjadi salah satu tradisi yang dilakukan sebagian umat Islam di Indonesia. Tak hanya ziarah ke makam orang tua ataupun sanak saudara, mengunjungi makam tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran agama Islam juga jadi ritual yang akrab dengan masyarakat.

Bagi penduduk Jakarta, salah satu makam yang ramai dikunjungi adalah makam Habib Hasan Al Haddad atau Mbah Priok yang terletak di daerah Koja, Jakarta Utara.

Makam ini semakin populer ketika Basuki Tjahaja Purnama pada awal Maret 2017 menetapkan makam sebagai salah satu cagar budaya yang harus dilindungi. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan area makam Mbah Priok sendiri terbagi dua, depan dan belakang, sementara luas kompleksnya mencapai 3,4 hektar. Areal depan cukup luas dan biasanya digunakan pengunjung untuk salat, mengaji, duduk, hingga tiduran. 

Di area itu juga terdapat kolam dan air terjun kecil yang mengalirkan air berkah. Pengunjung atau peziarah diperbolehkan untuk mengambil air tersebut, entah sekedar untuk diminum atau untuk dibawa pulang. Pihak pengelola makam sudah menyiapkan gelas-gelas plastik di pinggir kolam.

Di bagian belakang, merupakan tempat makam atau nisan Mbah Priok yang terletak dalam ruangan. Hanya saja, tak sembarang orang bisa masuk ke dalam ruang nisan Mbah Priok. 

Menurut pengelola makam, masyarakat umum hanya bisa melihat nisan Mbah Priok secara langsung pada hari Haul atau Maulid.

Sementara di hari-hari biasanya mereka yang ingin masuk ke ruangan itu harus mendapat izin dari Abdulloh Bin Abdurrahman Alaydrus, alias Habib Sting, cucu Mbah Priok.

Meski terletak di Jakarta, namun orang-orang yang berkunjung ke makam Mbah Priok tak hanya berasal dari ibu kota. 

Berencana Jauh Hari

Misalnya saja Gandi yang berasal dari Bogor. Ia bersama keluarganya memang sudah berencana untuk melakukan ziarah ke makam Mbah Priok sejak jauh hari.

"Memang mau ziarah ke sini (makam Mbah Priok), kemarin sudah ziarah ke makam orangtua, dengan keluarga. Alhamdullillah, kami diberi umur panjang bisa ke sini," katanya kepada CNNIndonesia.com, awal pekan ini.

Gandi dan keluarnya mengaku baru pertama kali berziarah ke makam Mbah Priok. Menurutnya sebagai sesama umat Muslim melakukan ziarah merupakan hal yang baik. Gandi juga berharap, dirinya dan keluarga bisa mendapatkan barokah dari Allah SWT melalui perantara Mbah Priok.

"Ya mudah-mudahan dapat barokah, Mbah Priok ini kan ada rahmat Allah, kami minta keberkahan (dengan) jembatan dari Mbah Priok, semoga dikabulkan Allah SWT," ucap Gandi.

Lain cerita dengan Rahman yang datang dari Madura. Rahman mengaku sudah sejak lama ingin berziarah ke makam Mbah Priok, namun baru kali ini keinginannya bisa terpenuhi.

"Dari dulu kami belum pernah ke sini. Pernah mau datang ke sini, di tengah jalan macet terus balik lagi. Kami seringnya ziarah ke makam luar batang, makam Habib Husein," kata Rahman.

Rahman mengaku dengar cerita soal makam Mbah Priok saat terjadi kerusuhan dalam rencana penggusuran di makam Mbah Priok, April 2010 silam. Kala itu memang tersiar kabar pengikut ahli waris Mbah Priok mampu mengadang Satpol PP, meski dengan jumlah pasukan yang hanya setengahnya. 

Beberapa laporan di media lokal juga memuat kesaksian anggota Satpol PP yang menyatakan serangan mereka tak ampuh untuk menghantam para pengikut Mbah Priok. 

Rupa-rupanya kisah itu membuat Rahman rela berangkat dari Madura ke Jakarta untuk berziarah ke makam mbah Priok.

"Cerita waktu dulu mau digusur dan saya sudah lihat fotonya di dalam. Memang itu pertolongan Allah, antara percaya dan tidak, pasukan pentungan melawan pasukan pistol," ucapnya.

Senada dengan Gandi, kedatangan Rahman saat menjelang bulan Ramadhan ke makam Mbah Priok memang untuk mencari berkah.

"Menjelang bulan Ramadan dekat dengan yang di atas, (mbah Priok) orang yang dekat dengan di atas, tujuannya supaya dapat barokah," ujar Rahman.
Gubernur Ahok menjadikan makam Mbah Priok sebagai cagar budaya. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)
Tak Bertentangan Agama

Direktur Indonesian Conference on Religions and Peace (ICRP) Muhammad Monib mengatakan, dalam tradisi orang-orang Nahdatul Ulama (NU) ziarah kubur ke makam keluarga atau ke makam keramat sendiri merupakan hal biasa dan tidak melanggar ajaran agama.

"Bagi saya yang lahir dari tradisi NU, ya ziarah kubur, baik kubur keluarga atau kubur keramat, kuburan para wali ya hal biasa, tidak ada pelanggaran tauhid, toh di sana tujuan kami satu, ya berdoa saja," kata Monib kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/5).

Selain berdoa, ziarah ke kubur keramat juga dilakukan untuk mengenang kebaikan para tokoh. Karena beberapa makam yang dianggap keramat merupakan tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

"Mengenang kebaikan, mengambil inspirasi dari perjuangan, dari perjalanan hidup masing-masing, tentu mengucap terima kasih. Misal Wali Songo. Bagi kami pribadi, tokoh pejuang penyebaran Islam luar biasa," ujarnya.

Meski begitu, Monib tak mengingkari jika ada sebagian orang yang berziarah ke makam keramat dengan harapan agar doanya lebih terkabul. Monib pun tak menampik jika ziarah ke makam keramat masih menjadi kontroversi di kalangan masyarakat karena dianggap sebagai sesuatu yang musrik atau menduakan Allah.

Kenaikan Pengunjung

Wahyu, Ketua Yayasan Mbah Priok, mengatakan kunjungan ziarah di makam Mbah Priok sebenarnya tidak hanya ramai menjelan bulan Ramadan saja. 

"Dari mulai bulan Rajab, Maulid, bulan-bulan islam itu yang ziarah pasti ada. Hanya mungkin kenaikannya 50 persen di bulan jelang puasa, rajab, maulid, atau bulan-bulan Islam," ujar Wahyu saat ditemui CNNIndonesia.com, awal pekan.

Sejak makam Mbah Priok ditetapkan sebagai cagar budaya, Wahyu juga mengatakan ada kenaikan pengunjung dikarenakan orang yang berziarah sekarang tidak hanya berasal dari orang-orang yang memang suka melakukan ziarah saja.

Ada juga mereka-mereka yang penasaran dengan sosok Mbah Priok akhirnya datang untuk melihat sekaligus berziarah. Bahkan, menurut Wahyu, ada pula orang non Muslim yang datang ke makam Mbah Priok untuk berziarah dan berdoa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER