Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 13 dari 16 orang yang tengah melakukan pendakian saat terjadinya letusan Gunung Marapi, Sumatera Barat, masih dalam pencarian petugas posko pendakian.
Rahmat, Petugas Posko Pendakian Gunung Marapi, mengatakan hingga saat ini ke-13 pendaki yang berada di puncak masih belum bisa dihubungi dan mereka berada dalam kondisi yang baik.
Ia menyebutkan ketika mendapat laporan, pihaknya sudah mengirim lima orang petugas untuk menyusul para pendaki masih berada di puncak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan kabar dari pendaki yang sudah turun, posisi mereka saat ini terpencar, ada yang di Tugu Abel, Taman Edelweis, dan hutan, tapi posisi pastinya belum ditemukan," katanya di Koto Baru, Minggu (4/6).
Selain itu Rahmat menyebutkan untuk sementara jalur pendakian akan ditutup sementara hingga kondisi gunung kembali aman untuk aktivitas pendakian.
Salah seorang dari pendaki yang sudah turun, Dwi (22), mengatakan setelah terjadi letusan ia bersama dua orang lainnya langsung turun menuju posko.
"Sebelum kejadian letusan pertama, 13 orang di antara kami melanjutkan pendakian menuju puncak," katanya.
Ia mengatakan karena tidak ikut ke puncak maka mereka dapat langsung turun menuju posko ketika terjadi letusan pertama, sementara yang lain masih berada di atas.
Ia menjelaskan rombongan naik pada hari Sabtu (3/6) dengan jumlah 16 orang. Delapan orang berasal dari Pekanbaru, enam orang dari Teluk Kuantan dan dua orang dari Payakumbuh.
Gunung Marapi yang berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar ini meletus mengeluarkan material debu vulkanik yang bertiup ke arah timur pada Minggu pagi.
Dari pantauan Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi Sumbar di Bukittinggi, Minggu, letusan tercatat mulai terjadi pada 10.01 WIB dan pukul 10.22 WIB dan mengeluarkan asap warna abu-abu tebal dengan ketinggian mencapai 700 meter.
Kemudian pada pukul 10.50 WIB terjadi hembusan dengan asap berwarna putih ketinggian 100 meter dan tidak ada seismik dan pukul 11.26 WIB aktivitas mulai kembali normal.