Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi membekuk empat orang pelaku penusukan anggota TNI Prajurit Dua Ananda Puji Santoso saat
Sahur On The Road (SOTR) di belakang patung Ondel-ondel, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (17/6).
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan keempat pelaku merupakan warga sipil.
"(Mereka) Melakukan, membantu sama-sama menganiaya di sana," kata Iriawan di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (19/6).
Menurut Iriawan keempat pelaku bukan anggota geng motor. Dia menyebut, mereka hanyalah sekelompok anak muda yang bergabung dengan anak muda lainnya saat SOTR.
"Itu biasa, kami larang sahur on the road. Begitu liburan anak sekolah makin banyak pemuda keluar malam-malam gabung dengan yang lain," ujar Iriawan.
Berkaca dari kejadian tersebut, Iriawan mengatakan pihaknya akan melakukan peningkatan dan penambahan personel keamanan. Iriawan menyebut polisi akan memberikan tindakan tegas bagi anak muda yang kembali melakukan SOTR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan melakukan tindakan tegas terukur nanti masih kalau masih melakukan hal hal merugikan masyarakat," kata Iriawan.
Prada Ananda ditusuk para pelaku karena menegur pelaku yang mengeluarkan kata-kata kasar saat SOTR. Tak terima ditegur, seorang pelaku mengeluarkan celurit dan mengarahkannya ke Ananda, namun dia menghindar. Para pelaku mengejar Prada Ananda dan melukainya di bagian pinggang kiri.
Polisi bersama warga yang melihat kejadian itu, kemudian membawa Ananda ke RS Hermina Kemayoran.
Selang beberapa jam setelah kejadian, sejumlah pria mengaku anggota TNI mendatangi lokasi penusukan dengan mengendarai sebuah mobil dan motor.
Mereka kemudian menyerudukkan mobil ke kerumunan pemuda yang tengah duduk di belakang patung ondel-ondel Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran. Selain menabrakkan kendaraannya, orang yang mengaku anggota TNI itu juga melakukan pengeroyokan.
Satu orang warga bernama bernama Abdul Kosim meninggal karena tertabrak mobil, sedangkan Adrian Dwi Nanda mengalami luka parah akibat pengeroyokan.
Terkait adanya anggota TNI yang menabrak warga, Iriawan enggan berkomentar. “Itu domainnya lain," ujar Iriawan.