Jusuf Kalla Jadikan MRT sebagai Contoh Pembangunan

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Minggu, 30 Jul 2017 11:03 WIB
Wapres Jusuf Kalla menjadikan proyek pembangunan MRT sebagai model pembangunan kota yang layak dicontoh karena tidak mengganggu arus lalu lintas.
Wapres Jusuf Kalla jadikan proyek pembangunan MRT sebagai contoh pembangunan kita yang layak ditiru. (Foto: CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut pembangunan Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta sebagai model pembangunan kota yang harus dicontoh. Hal itu didasari oleh tidak terganggunya arus lalu lintas perjalanan.

"Kita patut mencontoh pembangunan MRT, bagaimana pembangunan dilakukan tapi lalu lintas tetap lancar," ujarnya disela sambutan acara Tahun Keselamatan untuk Manusia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (30/7).

Perlintasan MRT memang dibangun dalam dua jenis yakni jalur layang dan bawah tanah. Dalam penggunaannya, jalur MRT tidak bersinggungan langsung dengan jalan raya. MRT sendiri merupakan kereta yang terdiri dari maksimal enam rangkaian.

Proyek pembangunan tahap satu MRT di Jakarta berada pada rute Lebak Bulus-Sisingamangaraja-Bundaran HI dan ditargetkan beroperasi paling lambat tahun 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kalla, pembangunan harus mampu mengendalikan lalu lintas di jalan raya. Maksudnya, mengatur bagaimana supaya tidak terjadi kemacetan lalu lintas yang dapat mengganggu sistem transportasi di jalur darat.

Untuk itulah, Kalla mengatakan, Bappenas harus dapat mempelajari management traffic dengan baik jika ingin melakukan pembangunan.

Kemacetan, Kalla menilai, memang menjadi momok utama dari pembangunan. Namun, hal itu dinilainya sebagai tantangan yang harus diselesaikan.

Menurut dia, semua pihak seperti kementerian perhubungan, kementerian PUPR, polisi, masyarakat dan agen penjualan mobil harus dapat bekerjasama untuk mewujudkan kelancaran berkendara.

"Ini tugas berat karena 10 tahun mendatang jumlah kendaraan lebih banyak, apabila tahun '70-an di Jakarta cukup satu kendaraan sekarang tidak lagi. Bapak satu (mobil), anak satu (mobil)," ucapnya. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER