Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT) belum bisa memperkirakan harga tiket moda transportasi massal tersebut meski kemajuan pembangunan proyek sudah mencapai 74,89 persen.
"
Benchmark di setiap negara rata-rata antara Rp12 ribu sampai Rp 13ribu. Kita ini tergantung, bisa lebih bisa kurang. Lalu tergantung pemerintah Jakarta," kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Agung Wicaksono, Rabu (5/7).
Menurut Agung, penentuan harga tiket akan dilakukan oleh pemerintah daerah (Pemda). Apabila manajemen mengusulkan harga tiket Rp 13ribu per penumpang namun dirasa terlalu mahal, maka Pemda akan menindaklanjutinya dengan memberikan subsidi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perhitungan harga tiket juga mempertimbangkan
operational and maintenance cost, biaya komponen, dan frekuensi pemeliharaan. Agung belum bisa memastikan pemeliharaan akan dilakukan sendiri oleh perusahaan atau pihak ketiga yang berpengalaman.
Ia menegaskan, harga tiket MRT tidak mempertimbangkan harga tiket moda transportasi lain yang sudah lebih dahulu ada, yakni Transjakarta dan Commuterline Jabodetabek.
"Tiket Transjakarta Rp3.500 itu mendapat subsidi Pemda. Kami mempertimbangkan pemerintah juga perlu mensubsidi MRT," katanya.
Ia mengharapkan nantinya bus Transjakarta akan menjadi
feeder atau pengumpan bagi MRT. Otomatis akan semakin banyak orang tertarik menggunakan MRT. Agung menambahkan, semakin banyak jumlah penumpang, maka harga tiket akan semakin rendah.
"Sedang kalau misalkan masih berhimpit antara MRT, Transjakarta dengan moda transportasi lain, maka jadi menyebar jumlah penumpangnya. Kalau penumpang sedikit, biaya operasional harus di-
cover dengan tarif yang lebih tinggi," ujarnya.
Menurutnya, perlu ada kebijakan transportasi yang terintegrasi dengan moda transportasi lain untuk mendukung MRT sebagai moda utama. Ia mengibaratkan MRT sebagai batang pohon, sedangkan moda transportasi lain termasuk bus Transjakarta sebagai
feeder atau cabang.
"Kenapa MRT jadi
trunk? Karena dia yang bisa mengangkut banyak orang. Tujuan kita kan memobilisasi orang, maka kita pilih moda transportasi yang bisa mengangkut banyak orang. LRT tidak bisa sebanyak kita atau busway tetap ada keterbatasan," tandasnya.