Wakapolri Maklum Novel Baswedan Kecewa

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Selasa, 15 Agu 2017 20:14 WIB
Sebagai korban, Novel dinilai Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin pantas kecewa karena kasusnya belum juga terungkap hingga kini.
Wakapolri Komjen Syafruddin menilai wajar jika Novel Baswedan kecewa. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Syafruddin maklum jika Novel Baswedan kecewa terhadap proses penyelidikan kasus teror air keras.

Menurutnya, ungkapan kecewa tersebut wajar diutarakan oleh korban yang kasusnya belum selesai ditangani.

"Tidak apa-apa, wajar kecewa. Itu sebagai manusia yang investigasi belum terungkap, tuntas wajar. Bukan hanya Novel, banyak korban-korban (lainnya)," kata Syafruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (15/8).

Menurutnya, perkembangan proses penyidikan kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel, bagus. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jenderal polisi bintang tiga itu menuturkan, langkah penyidik polri dan pemimpin KPK mendatangi Novel untuk melakukan pemeriksaan di Singapura merupakan bukti keseriusan dalam penanganan kasus ini.


"(Perkembangan kasus) Novel sudah semakin bagus, perkembangannya anda bisa ikuti. Saya rasa keseriusan Polri dan KPK yang sudah bergabung dalam satu tim, ya lihat hasilnya," kata dia.

Namun, Syafruddin menolak berkomentar banyak terkait desakan Novel untuk pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) dalam pengungkapan kasus yang menimpa dirinya. 
Mantan Kapolda Kalimantan Selatan itu hanya mengatakan bahwa KPK sebagai institusi yang mendapatkan kepercayaan publik tertinggi di Indonesia telah bergabung dalam satu tim bersama Polri untuk menginvestigasi kasus serangan teror terhadap Novel.
Wakapolri Maklum Novel Baswedan Kecewa Novel Baswedan dinilai pantas kecewa karena kasusnya belum juga selesai. (CNNIndonesia/Safir Makki)
"(TGPF) bukan kapasitas Polri, kami sudah satu tim dengan KPK. Silakan, anda kalau percaya KPK, publik sekarang opini publik yang paling dipercaya adalah KPK. Jadi, sekarang sudah diinvestigasi sendiri oleh KPK dan Polri," tuturnya.

Sebelumnya, anggota Tim Advokasi Novel Baswedan, Yati Andriyani, membeberkan sejumlah kekecewaan Novel usai diperiksa penyidik kepolisian di Singapura kemarin, Senin (14/8).
Menurutnya, kekecewaan Novel itu antara lain karena identitas sejumlah saksi kunci dipublikasi oleh polisi. Kemudian, Novel menilai penyidik terburu-buru membuat kesimpulan sendiri dan mempublikasikan kesimpulan itu. Novel menilai, ada kesan menutupi pihak-pihak tertentu.

Kekecewaan lain yang disampaikan Novel yaitu polisi tidak bisa menemukan sidik jari pada cangkir yang digunakan untuk menyiram wajahnya dengan air keras. Padahal menurut Novel, sidik jari itu menjadi bukti penting untuk mengungkap kasus.

Selain itu, Novel juga menilai penyidik menjaga jarak dengan keluarganya. Polisi tidak memberikan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) ke pihak keluarga. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER