Ricuh, Demonstran Lempar Batu saat Protes di Kedubes Myanmar

CNN Indonesia
Rabu, 06 Sep 2017 17:02 WIB
Awalnya massa membakar bendera Myanmar. Namun situasi jadi tidak terkendali. Massa tiba-tiba melempar batu ke Kedubes Myanmar.
Sejumlah Ormas berdemonstrasi di depan Gedung Kedutaan Besar Myanmar menyikapi krisis Rohingya di negara tersebut. (CNN Indonesia/M. Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Myanmar menuntut dihentikannya kekerasan terhadap warga etnis Rohingya di negara tersebut, diwarnai dengan kericuhan atau aksi lempar batu oleh demonstran.

Kericuhan itu terjadi sekitar pukul 16.25 WIB. Kejadian ini bermula dari aksi massa yang membakar bendera Myanmar. Dalam situasi panas itu, koordinator aksi mendatangkan seorang warga yang diduga etnis Rohingya untuk berorasi di depan massa.

Dengan bahasa Indonesia seadanya, ia berorasi menceritakan kejadian di negara bagian Rakhine, tempat etnis Rohingya berdiam. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orasi itu lantas membuat massa aksi menjadi tak terkendali. Sebagian massa kemudian melemparkan batu ke Kedubes Myanmar. Pagar berduri di ring dua juga berhasil dirobohkan. Aparat bertindak cepat dengan menghalau massa untuk bergerak lebih dekat dengan pagar pembatas terakhir.

Keadaan dapat terkendali setelah koordinator aksi meminta massa untuk kembali tenang dan mengendalikan diri. 

Belum diketahui korban akibat aksi lempar batu tersebut. Namun, polisi saat ini terlihat lebih siaga. Petugas berseragam anti huru hara berdiri berjejer menghadap massa. Mobil water cannon siaga tak jauh dari mereka. 

Demo tersebut berlangsung sejak menjelang siang hari. Awalnya, aksi yang melibatkan sejumlah organisasi masyarakat itu meminta kepolisian untuk menurunkan bendera Myanmar diturunkan. 

Mereka menilai bendera Myanmar tidak pantas berkibar di Indonesia setelah genosida yang dialami etnis Rohingya di negara tersebut.

"Kepada Pihak kepolisian kami minta turunkan bendera (Myanmar) itu. Turunkan bendera itu sekarang juga," kata salah seorang orator dari atas mobil komando, Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/9).
Pernyataan orator itu disambut meriah peserta demo. Peserta demo ikut berteriak meminta bendera yang berada dalam kawasan Kedutaan Besar Myanmar itu diturunkan.

Beberapa kali orator juga sempat mengritik kepolisian lantaran pengamanan aksi yang dianggap berlebihan. Selain itu, demonstran menyanyikan yel-yel anti Myanmar. Bendera dari masing-masing organisasi kemasyarakatan dikibarkan sembari bernyanyi.

"Bantai bantai bantai Myanmar, bantai Myanmar sekarang juga"

"Usir usir usir Myanmar, usir Myanmar sekarang juga"
Bertemu Pewakilan Kedubes Myanmar

Menjelang sore atau beberapa menit sebelum kericuhan, perwakilan demo bahkan berhasil bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar Myanmar. 

Empat peserta aksi diterima oleh Wakil Duta Besar Myanmar untuk Indonesia Kyaw Soe Thien, di antaranya adalah Juru Bicara Front Pembela Islam Slamet Maarif dan Pembina Presidium Alumni 212 Kapitra Ampera.

"Kami minta, pertama Kedubes ini ditutup sementara. Kedua, bendera diturunkan. Ketiga, dia harus menghentikan segala bentuk kekerasan dan genosida yang dilakukan pemerintah," kata Kapitra usai pertemuan.
Kapitra juga meminta pemerintah Indonesia bersikap tegas atas kekerasan yang terjadi pada etnis Rohingnya di Myanmar. Ia tak ingin kekerasan terus terjadi di Myanmar.

"Saya katakan mereka harus keluar dari sini karena kita tidak mau bersahabat dengan negara pemerintah yang punya hati serigala," kata Kapitra.

Perwakilan demonstran juga diterima oleh Kementerian Luar Negeri sekitar pukul 15.00 WIB. Pertemuan berlangsung sekitar 30 menit. Kapitra belum memberikan keterangan apapun terkait pembicaraan pihaknya dengan Kemenlu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER