Idrus Marham: Golkar Terdepan Dukung Pemutaran Film G30S/PKI

CNN Indonesia
Selasa, 19 Sep 2017 06:55 WIB
Menurut Idrus Marham, Film G30S/PKI penting diketahui oleh masyarakat sebagai pembelajaran agar peristiwa tersebut tak terulang di masa depan.
Sekjen Golkar Idrus Marham mendukung rencana sejumlah kalangan menggelar acara nonton bersama film G30S/PKI. (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham menyambut baik rencana berbagai pihak untuk menggelar acara nonton bersama film Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI.

Menurut Idrus, film itu penting sebagai pengetahuan dan pembelajaran untuk rakyat Indonesia agar peristiwa itu tak terulang kembali.

"Golkar berada di posisi terdepan dan mendukung penuh untuk pembelajaran agar peristiwa itu tak terulang lagi," ujar Idrus saat ditemui di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (18/9).
Tak sekedar mendukung, Golkar juga berencana menggelar acara nonton bersama film bergenre dokumenter drama. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kita sedang berkoordinasi untuk itu, itu nanti urusannya Bidang Pembinaan Ideologi Partai Golkar," ujar Idrus.

Ketua Bidang Organisasi Keanggotaan dan Daerah Partai Golkar, Freddy Latumahina mendukung penuh pihak yang ingin menyelenggarakan acara nonton bersama film G30S/PKI.

Menurutnya, masyarakat perlu memahami film tersebut yang menyelipkan pesan bahwa paham Komunisme bertentangan dengan Pancasila.

Freddy menambahkan sebagai partai yang menganut ideologi Pancasila, Golkar sampai saat ini tetap berupaya menjauhkan dan mencegah bangkitnya komunisme di Indonesia.

"Sejarahnya dulu kan itu kekuatan Komunis ingin menggantikan Pancasila. Komunis kan tak punya tuhan. Manusia kan memiliki tuhan. Sejarah mempertahankan Pancasila dalam film G30S/PKI inilah yang membuat Golkar mendukung pemutaran film itu," ujar Freddy.

Peran Soeharto

Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI ditayangkan pertama kali tahun 1984, berkisah tentang peristiwa pembunuhan enam jenderal dan satu perwira menengah oleh sekelompok pasukan bersenjata di bawah komando Kolonel Untung Syamsuri dari Tjakrabirawa.

Film tersebut juga menceritakan bagaimana Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat menumpas para pembunuh jenderal dan simpatisannya yang dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia.

Saat berkuasa, Presiden Soeharto sempat mewajibkan siswa-siswi menonton film yang disutradarai dan ditulis oleh Arifin C Noer ini.

Di awal masa reformasi, pemerintah menghentikan penayangan film tersebut menyusul kritik dan polemik dari sejumlah kalangan atas sejarah peristiwa 30 September 1965. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER