Jakarta, CNN Indonesia -- Cerita dalam film
Pengkhianatan G30S/PKI dinilai jauh dari fakta sejarah. Acara nonton bareng alias nobar yang akan digelar sejumlah partai politik disebut sebagai hal yang miris. Mengingat, politikus mestinya memperbarui pengetahuannya dan memberikan pendidikan yang benar kepada masyarakat.
"Itu kan membuktikan tingkat pengetahuannya dari dulu belum berubah sampai sekarang. Itu problem besar," kata sejarawan Universitas Indonesia Andi Achdian kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (20/9).
Hal ini ia katakan menanggapi sikap Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ingin mengadakan acara nonton bareng film karya Arifin C. Noer itu. Tujuannya, hanya ingin mengingatkan kembali tentang bahaya jika PKI kembali hidup di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi melanjutkan, para politikus tidak pantas menjadikan film Tersebut sebagai rujukan sejarah PKI dan peristiwa di sekitar September 1965.
Seharusnya, kata dia, mereka terus mengikuti perkembangan keilmuan, khususnya seputar peristiwa 1965. Pejabat publik, katanya, mesti menjadi cerminan masyarakat dalam hal wawasan serta cara berpikir.
"Sebagai tokoh publik ya seharusnya lebih
update soal pengetahuan," tuturnya.
Sejak tahun 1990, lanjut Andi, sudah banyak karya ilmiah yang lebih objektif dan logis serta bisa dipertanggungjawabkan dibandingkan film yang dibuat pada 1984 dengan dana RP 800 juta itu.
"Karya-karya (ilmiah) itu menunjukkan bahwa apa yang disampaikan film itu berbeda jauh sekali dengan apa yang terjadi, antara bumi dan langit," cetus Andi.
Meski begitu, dia tidak menghalangi gelaran nonton bareng itu. Sebab, itu hak setiap orang untuk mengonsumsi semua informasi meski kurang bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya sekalipun.
Selain para politikus, acara nobar film soal pengkhianatan G30S/PKI itu digagas oleh TNI.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut, nobar film
Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI ditujukan untuk membuka mata generasi muda tentang sejarah PKI, agar mereka tidak mudah terprovokasi dan terpecah-pecah lagi oleh paham komunisme.
Catatan redaksi: Berita ini sebelumnya berjudul 'Dukung Nobar Film G30S/PKI Ciri Pengetahuan Politikus Mandeg' dan mengalami koreksi menjadi 'Sejarawan Kritik Politikus Sarankan Nobar Film G30S/PKI'. Demikian hal ini semoga maklum. Terima kasih.