Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopulhukam) Wiranto menjelaskan tak semua pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo harus dipublikasikan.
Menurutnya pertemuan antara Jokowi dengan Gatot merupakan pertemuan yang sering dilakukan.
"Saya katakan pertemuan dengan Presiden dengan Panglima TNI memang ada dan tidak dipublikasikan. Ada urusan-urusan yang tidak perlu dipublikasikan. Tapi intinya pertemuan itu membahas supaya kondisi negeri ini tetap aman, tetap damai, tetap tentram," kata Wiranto di gedung Kemenkopulhukam, Jumat (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui pada Rabu (27/9) lalu Jokowi menggelar pertemuan tertutup dengan Wiranto dan Gatot. Kurang lebih pertemuan itu berlangsung selama satu Jam.
Gatot dan Wiranto keluar bersamaan pada pukul 16.08 WIB dari pintu Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan. Mereka keluar tanpa memberikan keterangan apapun kepada media.
Wiranto mengatakan tidak ingin menyampaikan pendapat yang bisa membuat masyarakat tidak tentram. Ia selalu meminta kementerian di bawah naungan Kememko Polhukam menyampaikan hal-hal yang membangun kesejukan.
"Oleh karena itu anda tanya ke saya yang mengakibatkan membuat pertanyaan ke publik, saya enggak akan jawab," kata Wiranto.
Awak media bertanya apakah pertemuan itu membahas penyataan Gatot mengenai 5 ribu senjata ilegal yang dibeli salah satu institusi, namun Wiranto tidak menjawab dengan pasti pertanyaan tersebut.
"Saya tidak mengulangi lagi, kamu baca lagi pernyataan saya beberapa hari yang lalu mengenai jawaban saya, mengenai pembelian senjata. Baca lagi, tidak saya tambah tidak saya kurangi, baca lagi, cerna. Itulah yang bisa saya sampaikan setelah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak," kata Wiranto.
Sebelumnya, Gatot menjelaskan tentang pembelian 5 ribu senjata oleh instansi non-militer. Pernyataan tersebut disampaikan jenderal bintang empat TNI AD itu beberapa waktu lalu saat silaturahmi dengan para purnawirawan TNI.
Dalam pertemuan itu, Gatot menyebut informasi terkait rencana pembelian 5 ribu pucuk sejata api di luar instansi berwenang, bukan informasi intelijen. Ia berkata, pembelian senjata itu hanya sekedar informasi biasa.
Wiranto sempat meluruskan pernyataan Gatot soal pembelian senjata. Dia menjelaskan, informasi yang benar, yaitu pengadaan 500 pucuk senjata laras pendek, bukan 5 ribu. Senjata itu buatan Pindad yang dipesan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) untuk keperluan pendidikan intelijen.