Mengenal Si Maung, Maskot Pilwalkot Bandung

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Sabtu, 30 Sep 2017 11:12 WIB
KPU Kota Bandung menghadirkan Si Maung sebagai maskot Pilwalkot Bandung 2018. Maskot tersebut sarat akan makna filosofis.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- KPU Kota Bandung menghadirkan Si Maung sebagai maskot Pilwalkot Bandung 2018. Maskot yang diperkenalkan pada Rabu, 27 September 2017 tersebut sarat akan makna filosofis.

Si Maung merupakan maskot berupa harimau lucu dengan dominasi warna oranye. Nama Si Maung sendiri merupakan akronim Mau Milih untuk Bandung.

Komisioner KPU Kota Bandung Suharti mengatakan, ide maskot muncul ini dari pembuatnya, Asep Eko Budi Laksono. Dipilihnya harimau atau maung karena sarat dengan filosofi kota Bandung sejak dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warna oranye dipilih sesuai warna khas KPU. Selain itu, oranye dianggap tidak identik dengan warna khas partai politik.

Suharti lebih lanjut menjelaskan, Si Maung didesain tanpa jemari. Hal ini dimaksudkan agar maskot lebih terkesan netral.

"Kita ingin menghindari asumsi pihak yang menilai KPU Kota Bandung menggiring publik lewat jumlah jari pada maskot. Karena itu, desainnya dibuat jadi Doraemon style," ujarnya saat ditemui di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Jumat (29/9).
Suharti menjelaskan, Si Maung merupakan hasil dari sayembara yang digelar pihaknya. Puluhan karya peserta sayembara tersebut kemudian dipilih oleh dewan juri.

"Para dewan juri ada yang dari akademisi dan praktisi. Setelah mereka memberi masukan, 3 peserta terbaik yang telah mempresentasikan akhirnya terpilih satu pemenangnya," kata Suharti.

Selain maskot, KPU juga meluncurkan jingle berjudul "Untuk Bandung" dalam rangka sosialisasi Pilwalkot.

Maskot dan jingle ini diharapkan dapat diterima masyarakat dan bisa menggiring warga untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilwalkot Bandung yang digelar 27 Juni mendatang.

Keduanya akan menjadi salah satu alat promosi KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pelaksanaan Pilwalkot Bandung 2018.

Tingkatkan Partisipasi Pemilih

Suharti mengatakan, kecenderungan partisipasi masyarakat saat berlangsungnya Pilkada masih kecil.
Dia menerangkan, pada Pilwalkot 2013 lalu partisipasi pemilih hanya 61 persen, berbeda dengan pemilu nasional, seperti Pilpres yang mencapai 78 persen, dan 75 persen saat Pileg.

"Kalau pilkada trennya rendah," kata Suharti.

Berdasarkan riset KPU Kota Bandung, salah satu daya tarik masyarakat memilih adalah faktor calon yang diusung parpol atau perseorangan.

"Makanya di minggu depan akan kita ekspos parpol dan ormas bahwa faktor-faktor ini memengaruhi partisipasi pemilihan," ujarnya.

Suharti juga mengatakan, masyarakat kemungkinan bingung karena banyaknya kandidat. Dalam Pilwalkot 2013 saja, terdapat 8 pasangan calon wali kota dan wakil wali kota. Empat pasangan dari partai politik dan 4 perseorangan.

"Di Pilkada itu memang cukup banyak calonnya. Sehingga mungkin masyarakat bingung memilih," katanya.
Surhati menambahkan, tantangan penyelenggaraan Pilkada 2018 nanti cukup tinggi mengingat proses pemungutan suara hanya berselang 10 hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Untuk mensosialisasikan Pilwalkot kali ini, KPU melakukan kolaborasi dengan semua elemen masyarakat. Hal ini dilakukan mengingat sumber daya manusia di KPU masih minim, sementara jumlah kelurahan mencapai 151.

"Kita kolaborasi dengan semua elemen masyarakat. Staf di kantor cuma 17 orang kalau harus sosialisasi ke 151 kelurahan kekurangan SDM makanya kita kolaborasi ke semua komunitas," tururnya. (hyg/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER