Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi III DPR akan menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada pekan ini untuk mengklarifikasi soal pembelian senjata dari Bulgaria yang tertahan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
"Kami sudah wacanakan akan mengundang Kapolri secara khusus untuk mengklarifikasi informasi ini. Mungkin dalam minggu ini akan kita laksanakan," ujar anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Junimart Girsang di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/9).
Junimart menuturkan, masalah tertahannya 280 pucuk senjata Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) dan amunisi sebanyak 5.932 butir merupakan hal yang sangat sensitif dan harus segera diselesaikan, agar tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
Dia juga meminta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk ambil bagian memberi keterangan kepada publik ihwal penahanan senjata yang sedianya akan digunakan oleh Brimob Polri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Gatot adalah pihak awal yang menggulirkan informasi pembelian senjata sehingga harus memberi keterangan utuh sebagai bentuk tanggungjawabnya.
"Panglima
clear kan dong masalahnya, jangan dibuat mengambang begitu dan jangan dibiarkan jadi bola liar. Ini negara hukum, sampaikan lah segala sesuatu secara konsisten dan konsekuen," ujar Junimart.
Lebih dari itu, ia mengimbau seluruh instansi terkait dengan pengadaan senjata maupun yang berwenang menggunakan senjata api untuk duduk bersama membahas persoalan tersebut.
"Termasuk BIN, BAIS, Polri, dan kementerian terkait duduk bersama. Selesaikan itu secara baik dan cerdas," ujar Junimart.
Muatan senjata dan amunisi yang ditujukan untuk Korps Brimob pada akhir pekan lalu tertahan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jakarta, karena belum ada rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan lolos proses kepabeanan.
Kargo itu berisi senjata Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) dan amunisi RLV-HEFJ kaliber 40x 46mm. SAGL terdiri atas 280 yang dikemas dalam 28 kotak (10 pucuk/kotak), dengan berat total 2.212 kg. Sementara amunisi memiliki total 5.932 butir yang dikemas dalam 71 boks dengan berat total 2.829 kg.
Kargo berisi senjata itu diangkut oleh pesawat maskapai Ukraine Air Alliance dengan nomor penerbangan UKL 4024, dan tiba pada Jumat (29/9) pukul 23.30 WIB.