Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum lama ini disamakan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Krtistiyanto, isu tersebut sengaja dilemparkan untuk melemahkan integritas partainya.
Isu komunis itu, kata Hasto, juga sebagai upaya untuk memisahkan Presiden RI Joko Widodo dari partainya. Hal itu karena Jokowi masih merupakan anggota PDI Perjuangan.
"Kalau survei kan elektabilitas PDI Perjuangan kan tinggi, tentu saja ada yang ingin memisahkan Pak Jokowi dengan PDI Perjuangan, (memisahkan) Pak Jokowi dengan Bu Mega (Megawati Soekarnoputri)," ucapnya, di Jakarta, Sabtu (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto mengklaim, meskipun PDI Perjuangan dikaitkan dengan partai komunis tapi masih dipercaya dan memiliki hasil survei tertinggi di masyarakat. Survei itu berkaitan dengan elektabilitas partai.
"Karena survei PDI Perjuangan kan tinggi, itu bagian dari upaya-upaya biasalah, bagian dari kompetisi politik, itu wajar," ujarnya di DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9).
Menurut Hasto, rakyat sudah dapat memilih dan menilai soal tuduhan yang dilayangkan kepada partainya itu. "Rakyat sudah cerdas, buktinya dari hasil survei Saiful Mujani menyatakan rakyat jauh lebih dewasa daripada elit politik," tuturnya.
Survei Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap sebagian besar warga negara tak percaya Presiden Joko Widodo terkait dengan PKI.
Survei dilakukan pada 3-10 September 2017 yang melibatkan 1.220 responden. Mereka dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling bagi yang berumur 17 tahun atau sudah menikah.
Survei itu juga mengungkapkan 75,1 persen dari responden tak setuju bahwa Presiden Jokowi adalah orang PKI, atau terkait dengan PKI. Sisanya adalah setuju (5,1 persen) dan lainnya tidak tahu/tidak menjawab (19,9 persen).