Jakarta, CNN Indonesia -- Maraknya peredaran obat ilegal akhir-akhir ini membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi geram. Kegeraman Presiden itu yang ditangkap penabuh drum grup musik Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim (50). Hukuman terberat versi keduanya sama: tembak mati.
Ketika itu, Presiden Jokowi hadir dalam acara Pencanangan Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat, di Lapangan Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakara Timur, Selasa (3/10).
Dalam sambutannya, Presiden menyinggung soal kehebohan akibat peredaran dan penyalahgunaan obat Paracetamol Caffeine Carisoprodol (PCC) yang bermula di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korban yang jatuh dari kalangan anak muda menurutnya tak boleh dipandang enteng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian semacam itu, lanjutnya, bak fenomena gunung es. Sedikit tampak di permukaan, namun jauh lebih banyak tersembunyi potensi masalah besar. Karena itu, peranan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) semakin penting untuk melindungi generasi muda.
"Melihat kejadian ini, saya melihat semakin pentingnya peranan Badan POM untuk melindungi masyarakat dan generasi muda kita dari penyalahgunaan obat terlarang," ucapnya.
Jokowi juga menggarisbawahi, tugas untuk melindungi rakyat dari ancaman narkoba dan obat-obatan ilegal bukan cuma tugas Badan POM. Semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah diminta untuk bekerja sama.
"Sekat-sekat birokrasi harus diruntuhkan. Jangan sampai urusan perlindungan nyawa generasi muda Indonesia dikalahkan hanya untuk urusan birokrasi dan prosedur," cetus dia.
Seperti biasa, selepas menyelesaikan sambutannya Jokowi mulai memanggil satu persatu hadirin ke atas panggung. Kali ini bukan untuk diberi pertanyaan tentang nama-nama ikan.
Presiden lantas memanggil Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Ari Dono Sukmanto. Jokowi bertanya tentang penindakan yang paling baik terhadap para pengedar narkoba dan obat-obatan ilegal.
Kabareskrim menjawab, penindakan yang dilakukan selama ini umumnya dalam bentuk penjara.
"Cukup hanya dipenjara? Kadang-kadang jengkel saya dengan yang begini. Bagaimana kalau kita gebuk ramai-ramai?" timpal Presiden, tampak kurang puas.
Tiba gilirannya Jokowi memanggil Bimbim. Ia menanyakan hal yang sama.
Selain menimbulkan korban jiwa, Bimbim menyebut, pengedaran obat ilegal merupakan pintu masuk penyebaran obat-obat terlarang termasuk narkotika.
Karena itu, pengagum grup musik The Rolling Stones itu melihat pentingnya hukuman maksimal kepada penjual, pengedar, termasuk pemilik pabrik obat ilegal.
"Dor!" kata Bimbim, menjawab pertanyaan Jokowi soal hukuman maksimal yang dimaksudnya.
"Ya sudah, yang saya tunggu terakhir tadi," timpal Jokowi, sembari tersenyum.
Mengenai penembakan terhadap pelaku peredaran narkoba, Jokowi menegaskan bahwa standar operasional prosedur sudah jelas mengaturnya.
"Ya kalau (pengedar narkoba) melawan. Saya kira SOP di Polri jelas," kata bekas Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi sendiri diketahui keras terhadap peredaran narkoba. Misalnya, ia kukuh menghukum mati para pengedar narkoba yang berasal dari berbagai bangsa meski dikecam dunia internasional dengan isu HAM.