Jakarta, CNN Indonesia -- Pencopotan Yorrys Raweyai ebagai Ketua Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan yang digantikan Letjen (Purn) Eko Wiratmoko menambah panjang daftar sosok jenderal yang masuk ke pengurus Golkar. Selain Eko, ada pula jenderal lainnya, yaitu Irjen (Purn) Benny Mamoto.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, sosok jenderal yang masuk ke kepengurusan bukan merupakan hal baru. Idrus mengakui bahwa ada kedekatan antara TNI dengan Partai Golkar sejak lama.
"Sejarah Golkar tahun 1964, Golkar ini didirikan oleh tokoh tokoh dari TNI. Ini sejarahnya begitu. Jadi kalau ada jenderal masuk Golkar itu berarti kembali ke khitah, dan kita juga terus terang saja komunikasi terus dengan para jenderal-jenderal ini. Nggak ada masalah," ujar Idrus di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idrus mengatakan, terbuka lebar Partai Golkar menerima purnawirawan TNI yang akan terjun ke dunia politik, tak terkecuali Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
"Karena memang dulu Golkar ini didirikan oleh tokoh-tokoh TNI. Jadi kalau ada yang mau masuk jangan hanya dua dan tiga tapi masuk lagi aja yang banyak. Termasuk (Panglima TNI) kenapa tidak," ujarnya.
Hingga kini, Idrus masih belum mengungkap tegas alasan pergantian kepengurusan di Partai Golkar yang disebut merupakan revitalisasi dan restrukturisasi untuk mensolidkan internal partai.
"Ada keinginan ketua umum untuk menjamin soliditas kebersamaan dan adanya akselerasi kerja. Kenapa? Karena di hadapan kita ini banyak sekali momentum-momentum politik yang harus dihadapi secara bersama-sama," ujar Idrus.
Idrus pun enggan menjawab jika Yorrys disebut mengancam soliditas Partai Golkar. Menurutnya, penjelasan lengkap perihal revitalisasi dan restrukturisasi akan langsung dijelaskan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.