Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Amanat Nasional (PAN), anggota koalisi empat partai Poros Baru Mendengar, tertarik menyodorkan nama pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung, Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym untuk berkompetisi di Pwmilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018. Namun, kepastian nama yang diusung baru akan ditentukan pada November mendatang.
Selain Aa Gym, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, tokoh-tokoh yang disiapkan sebagai Cagub Jabar ialah Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat Agung Suryamal, dan Ketua Divisi Pengembangan Kemitraan DPP Partai Demokrat Dedi Yusuf.
Pembahasan nama-nama tersebut masih dilakukan PAN bersama tiga parpol lain anggota Poros Baru Mendengar, yakni Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PPP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah lakukan pembicaraan dengan nama-nama itu, dan mudah-mudahan mengerucut karena banyak yang mengatakan siap maju kalau didukung parpol," ujar Eddy, di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (13/10).
Survei dilakukan Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network Denny JA) yang dilakukan pada 22-29 September 2017 mengungkapkan, nama Aa Gym masuk kandidat kuat calon Wakil Gubenrur Jawa Barat. Rinciannya, Aa Gym meraih dukungan 14,9 persen dukungan, Anggota DPR dari Fraksi PAN Desy Ratnasari 12 persen, dan Bupati Tasikmalaya yang juga Politikus PPP Uu Ruzhanul Ulum sebanyak 10,1 persen.
Kiprah politik Aa Gym sempat mengemuka ketika menjadi bagian dari Aksi 212 yang menentang kasus penistaan agama yang melibatakan bekas Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama alias Ahok. Ia juga sempat menuai kontroversi ketika melakukan poligami.
Eddy melanjutkan, PAN telah mencoba menawarkan kadernya yang menjabat Wali Kota Bogor, Bima Arya, sebagai bakal Cagub Jawa Barat. Namun, Bima disebut menolak tawaran tersebut.
Karena Bima enggan bertarung di kancah Pilkada Jawa Barat, pendekatan ke tokoh-tokoh lain pun dilakukan partai yang didirikan Amien Rais tersebut.
"Parpol terus komunikasi bisa lahirkan sesuatu. Kuncinya nama-nama yang bukan dari parpol dapat kepastian ada yang mengusungnya, ketika mengumumkan ada kendaraan politik," ujarnya.
Berdasarkan jumlah kursi di DPRD Provinsi Jawa Barat, Poros Baru Mendengar mempunyai 36 kursi. Rinciannya, Demokrat sebanyak 12 kursi, Gerindra 11 kursi, PPP 9 kursi, dan PAN 4 kursi.
Terpisah, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi menyebut bahwa kandidat pemimpin Jabar dari Poros Baru Mendengar ialah Dede Yusuf, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Iwan Sulandjana dan Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron, dan Dessy Ratnasari.
Selain itu, ada nama Uu Ruzhanul Ulum dan Anggota DPR dari Fraksi PPP Asep Ahmad Maoshul. Sementara, Partai Gerindra menyodorkan nama Mulyadi dan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Gerindra Burhanuddin Abdullah.
Menurut Mulyadi, nama-nama itu akan digodok terlebih dahulu oleh empat parpol anggota Poros Baru Mendengar. Di samping itu, pihaknya masih menjajaki pembicaraan dengan partai non parlemen seperti PBB, PKPI, Perindo, dan Partai Idaman. Hasilnya akan diumumkan pada November 2017.
"Jadi nanti itu akan ditentukan parameter kandidat yang direkomendasikan seperti apa, ada kajian Poros Baru Mendengar. Dalam hal ini Gerindra, Demokrat, PAN, dan PPP, mengundang berbabagai unsur di Jabar, untuk memberikan masukan-masukan. Bukan hanya tentang kandidat, tapi bagaimana selanjutnya Jabar dibangun," tutur Mulyadi.
Sebelumnya, Partai Demokrat, Partai Gerindra, PPP, dan PAN sepakat membentuk koalisi di Pilkada Jabar 2018 bernama Poros Baru Mendengar.