Pepatah Batak Hingga Pantun Betawi di Pidato Pertama Anies

CNN Indonesia
Senin, 16 Okt 2017 22:32 WIB
Anies Baswedan berkesempatan menyampaikan pidato pertamanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dalam pidato itu, Anies beberapa kali menyelipkan pepatah daerah.
Anies Baswedan berkesempatan menyampaikan pidato pertamanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dalam pidato itu, Anies beberapa kali menyelipkan pepatah daerah. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- Anies Baswedan berkesempatan menyampaikan pidato pertamanya sebagai Gubernur DKI Jakarta beberapa jam usai dilantik dan serah terima jabatan. Pidatonya itu disampaikan di hadapan masyarakat yang hadir di Balai Kota saat Pesta Rakyat, Senin (16/10).

Dalam pidato kurang lebih 23 menit itu, Anies banyak menyampaikan sejumlah hal. Dalam pidato itu, Anies beberapa kali menyelipkan pepatah dari daerah di Indonesia. Mulai dari pepatah Batak, Aceh, sampai Minang.

Pepatah pertama yang dia sampaikan berasal dari Batak. Yakni holong manjalak holong, holong manjalak domu. Anies menyampaikan pepatah ini terkait dengan warga Jakarta yang sempat tercerai beberapa bulan lalu karena Pilkada DKI 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Makna pepatah itu, kasih sayang akan mencari kasih sayang, kasih sayang akan menciptakan persatuan. ikatan yang kemarin tercerai, mari kita ikat kembali, mari kita rajut kembali, kita kumpulkan energi yang terserak menjadi energi yang terkumpul untuk membangun kota ini bersama-sama," kata Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga meminjam pepatah dari Madura. Pepatah ini disampaikan Anies terkait dengan penjajahan koloniasme puluhan tahun silam. Kata Anies, sudah saatnya Jakarta menjadi tuan rumah di kotanya sendiri.


"Jangan sampai Jakarta seperti yang ditulis dalam pepatah Madura, itik sik a telor ayam sing ngeremi. Katanya itik yang bertelor, ayam yang mengerami," katanya.

Lalu ada pepatah asal Aceh yang juga diutarakan Anies ketika menyinggung soal sekat-sekat yang jadi penghalang persatuan. Menurut Anies, tak boleh lagi ada penghalang dalam komponen masyarakat di Jakarta selama dia memimpin untuk lima tahun mendatang.

"Ada pepatah dari Aceh, cilaka rumah tanpa atap, cilaka kampung tanpa guyub. Maknanya persatuan dan keguyuban yang harus kita perjuangkan, dimulai meruntuhkan sekat-sekat yang jadi penghalang komponen masyarakat, terutama ruang pemisah bagi mereka yang berekonomi dan tidak," kata bekas Rektor Universitas Paramadina itu.


Kemudian ada pepatah Minang, tuah sakato. Anies menjelaskan pepatah itu bermakna, dalam kesepakatan di dalam musyawarah itu terkandung tuah tentang kebermanfaatan.

Anies mengatakan pepatah ini terkait rencananya untuk menghidupkan kembali majelis-majelis warga untuk pengambilan keputusan bagi Jakarta lewat musyawarah.

"Semua majelis warga harus dihidupkan. Kota ini tidak boleh hanya perintah gubernur ke bawah. Kita harus mendengarkan rakyat. Ada banyak majelis warga. Musyawarah kota, terutama untuk menghasilkan kesepakatan dan kesepahaman harus dilakukan," kata Anies.

Anies juga menyinggung bahwa semua pihak harus mendukung pembangunan Jakarta. Baik masyarakat, maupun pemerintah dan para stakeholder terkait. Untuk menggambarkan hal ini, dia meminjam pepatah Banjar, salapik sakaguringan, sabantal sakalang gulu.

"Artinya, satu tikar tempat tidur, satu bantal penyangga leher. Kiasan ini bermakna, hubungan erat antarelemen masyarakat, saling setia dan saling mendukung satu sama lain. Ini Jakarta yang akan kita bangun dalam lima tahun ke depan," ucap dia.

Pepatah Minahasa juga dipinjam Anies. Pepatah ini disampaikan saat menyinggung bahwa pemimpin harus berguna bagi masyarakatnya. Pemimpin harus menjadi pembawa berkah bagi masyarakatnya.

"Pepatah Minahasa, sitou timou tumou to. Maknanya, manusia hidup untuk menghidupi orang lain, menjadi pembawa berkah bagi semua. Ini sebuah pengingat bagi manusia, terutama bagi pemimpin," ujar Anies.

Sebelum menutup pidatonya, Anies menyampaikan pantun--yang dalam budaya Betawi kerap dilontarkan dalam setiap acara atau kegiatannya.

Bekerja giat di kali anyar
Mencuci mata di Kampung Rawa
Lusurkan niat teguhkan ikthiar
Bangun Jakarta bahagiakan warganya

Cuaca hangat di Ciracas
Tidur pulas di Pondok Indah
Mari berkeringat bekerja keras
Tulus ikhlas tunaikan amanah.

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi dilantik Presiden Jokowi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, Senin (16/10) sore. Selesai dilantik, keduanya melakukan serah terima jabatan dengan Pelaksana Harian Gubernur DKI Jakarta, Saefullah di Balai Kota.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER